31. Tidak Habis Thinking

1.1K 176 143
                                    

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

"Kamu datang menyapa, lalu tiba-tiba menghilang.
Kamu datang memberi kenyamanan, lalu tiba-tiba pergi tanpa kepastian.
Kalau tidak ingin sungguh, setidaknya jangan bersikap seolah-olah ingin memilikinya.
Karena, secara tidak langsung kamu telah meninggalkan luka di hatinya.
Walaupun, nyatanya itu tidak sengaja."

🍁🍁🍁

Tampak seorang gadis berkaos hitam lengan pendek, dibalut cardigan tipis berwarna maroon tengah berdiri di depan sebuah bangunan tua yang disebut asylum. Yang orang-orang tahu, ini adalah rumah sakit penderita sakit jiwa. Baru pertama kalinya Chiara datang ke tempat seperti ini, suasananya tidak seperti rumah sakit biasanya. Menurutnya, aura tempat ini begitu hampa, sehingga terasa sedikit menyeramkan.

Chiara mengetahui kabar ini dari Diero kemarin sore saat dia bersamanya. Dia bersikeras untuk meminta alamat rumah sakit ini, hingga gadis itu harus melewati perdebatan panjang dengan Diero.

Waktunya begitu tepat, karena hari ini tiba-tiba pihak sekolah harus memulangkan para muridnya lebih cepat, sebab para guru harus melayat ke rumah duka Ibunda Kepala Sekolah yang telah berpulang ke rahmatullah.

Chiara mulai melangkahkan kaki setelah memantapkan keberanian untuk bertemu seorang gadis misterius yang begitu membencinya.

Gadis itu mendatangi meja resepsionis yang berada di lobby rumah sakit jiwa tersebut.

"Permisi, apa di sini ada pasien yang bernama Aileen Annette Chandra? Dia dirawat di kamar nomor berapa ya?" Chiara bertanya pada salah seorang resepsionis perempuan berambut hitam pendek yang bekerja di sana.

Perempuan itu langsung mengetikkan nama dan mencarinya pada layar komputer berukuran sedang di depannya. "Pasien bernama Aileen Annette Chandra ada di kamar 136 lantai 2. Mari, saya antar saja!" ujarnya sambil tersenyum ramah.

Chiara membalas dengan anggukan dan ikut tersenyum. Dia berjalan mengikuti perawat itu dengan perasaan yang kembali tidak tenang.

Kedua kakinya berhenti tepat di depan sebuah kamar inap yang tertera angka seratus tiga puluh enam pada kotak kayu berwarna cokelat yang tergantung di pintu tersebut. Perawat itu segera menggeser pintu dan mempersilahkan Chiara untuk masuk ke ruangan.

🍂🍂🍂

Cuaca hari ini panasnya tidak begitu terik, jadi Chiara meminta izin kepada perawat tadi untuk membawa Aileen ke taman yang berada di halaman samping rumah sakit jiwa. Chiara menuntun cewek berpiyama rumah sakit itu untuk duduk di bangku panjang berwarna putih yang ada di sana.

Chiara menatap sekilas seorang anak perempuan yang diperkirakan berusia 7 tahun sedang berlari sambil berteriak nyaring diselingi dengan tawa yang terlihat hampa. Anak kecil itu dikejar-kejar oleh beberapa perawat yang terlihat sudah kelelahan.

Charmolypi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang