Hallo gaes❤
Sebelumnya aku mau ucapan thankyouu banget wkwk kemarin aku minta tembus coment 500 aja tapi kalian kasih lebih huwaa jadi terhura 😭
Yaudah kalau gitu sekarang aku mau tembus 1k *Plak malah ngelunjak 😂
Gpp kan? Gpp dong?
Bisa kan? Ya pasti bisa dong😂😂😂
Udah gitu aja ah, happy reading gaesss ❣❣❣❣
***
"Jangan berpura-pura bahagia!
Bahagialah yang asli dengan gayamu sendiri.
Teruslah bersinar!
Hingga bintang yang paling terang,
meredup dengan sendirinya."***
"Dari Aileen."
Mata Chiara langsung terbuka lebar, dan ia tersedak oleh sedikit bubur yang belum tertelan.
Buru-buru Erlan menuangkan air pada gelas yang tidak jauh dari tempat duduknya.
"Eh, minum dulu, Ra!" Erlan menyodorkan segelas air dengan panik.
Chiara meraihnya, dan segera meneguk air tersebut hingga tersisa setengah gelas. Lalu, ia menghela napasnya kasar.
Seketika Chiara merasa ini tidak masuk akal, bahkan tidak adil baginya. Bagaimana bisa tiba-tiba Aileen menghubungi Erlan disaat Chiara baru saja hampir kehilangan nyawanya karena cewek itu.
Mata Chiara terus memandangi ponsel Erlan yang masih bergetar karena cewek itu terus meneleponnya tanpa henti. Sepertinya, Aileen akan terus menelepon sampai Erlan mengangkat panggilannya.
"Erlan," panggil Chiara tiba-tiba sambil mengalihkan tatapannya pada Erlan.
"Hm?"
"Angkat aja teleponnya!" suruh Chiara, dan langsung dipatuhi oleh Erlan.
Erlan menggeser slide answers pada layar ponselnya, dia dekatkan benda pipih itu pada daun telinga kirinya.
Sedangkan, Chiara kembali melanjutkan kegiatannya untuk menghabiskan bubur buatan Erlan.
Cowok itu hanya diam seraya menatap Chiara, sepertinya dia sedang mendengarkan ucapan dari Aileen yang sekarang entah berada di mana.
"Lo di mana sekarang?"
Akhirnya, Erlan bersuara tanpa mengalihkan perhatian Chiara yang tetap fokus makan.
"Lo tunggu di sana. Satu jam lagi gue sampai. Jangan kemana-mana!" Setelah berkata seperti itu, Erlan mematikan sambungan teleponnya.
Chiara mendongak seraya meletakkan sendoknya dengan kencang. Ia berhasil menghabiskan bubur itu, padahal Erlan membuatnya dengan porsi yang cukup banyak.
"Udah kenyang?" tanya Erlan sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.
Chiara mengangguk, kedua tangannya mendorong mangkuk itu ke depan Erlan. "Cuciin!"
Erlan mencebikkan bibirnya. "Lo pikir gue pembokat lo?" balasnya dengan ketus.
"Lo yang kotorin, ya lo juga yang bersihin mangkoknya, Erlan!" Seperti biasa, Chiara akan menyahuti perkataan Erlan, ia tidak mau kalah.
Erlan mendorong mangkuk itu ke depan Chiara. "Cuci sendiri, jangan manjah!" tolaknya.
Chiara kembali mendorong mangkuk itu. "Cuciin, Erlan! Gue lemes, gak kuat, gak ada tenaga. Aduh pusing!" kata Chiara sembari menyentuh keningnya sendiri, dan mulai mendramatisir keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Charmolypi [COMPLETED]
Teen FictionTentang sebuah kisah yang menyuguhkan perasaan campur aduk antara suka, duka yang sulit untuk diungkapkan, serta dijelaskan. Tentang sebuah kisah yang rumit antara, aku, kamu, dan dia. Perjalanan yang entah akan berakhir romantis, dramatis, atau mal...