32. Surprise

1.2K 163 285
                                    

🌲🌲🌲

"Kalau lagi bahagia, jangan lupa buat pamer!
Enggak apa-apa, biar orang yang gak suka sama kita jadi gerah."

🌲🌲🌲

Helaian anak rambut melayang-layang tertiup hembusan angin yang tidak terlalu kencang, tetapi menyejukkan. Bulu mata gadis yang kini tengah duduk itu tampak lentik ketika sedang terpejam, bibir indahnya pun tidak berhenti tersenyum membuat pipinya mengembang. Gadis itu terlihat nyaman, duduk dengan kepala yang sedikit mendongak dan kedua tangan yang menumpu pada tempat duduk bersemen.

Hari ini, kelas Chiara sedang mengadakan pemotretan untuk pembuatan buku tahunan sekolah. Seluruh warga kelas dua belas sosial dua itu bersepakat untuk mengusung tema floral. Kemudian, mengambil lokasi di sebuah perumahan berkonsep eco-living, karena di sana terdapat sebuah danau, serta taman-taman tematik yang begitu indah. Menurut mereka, viewnya yang tampak unik sangatlah cocok.

Gadis itu sudah tampil elegan mengenakan dress model two piece perpaduan top dan slit skirt floral warna merah muda, ditambah dengan nude heels membuatnya terlihat anggun.

Rambutnya tergerai dengan dua kepangan kecil dipinggir yang mengikat satu menambah kesan femenim pada gadis itu.

Sebuah tiupan membuat kedua mata gadis itu berkedut, sontak ia membuka matanya lebar-lebar dan tepat dihadapannya ada seorang laki-laki berpakaian rapi dibalut kemeja putih dan celana bahan hitam yang sedang berdiri sambil menyengir lebar.

Laki-laki itu mengangkat sebelah tangannya untuk menyapa. "Hallo, Neng Chiara!"

Sama sekali tidak ada keinginan untuk membalas sapaan dari Genta, gadis itu hanya merotasikan bola matanya malas sambil menggeser sedikit tubuhnya ke kiri.

"Eh, Ra. Gue punya pantun buat lo," ujar Genta yang terdengar begitu semangat.

Gadis itu hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Nasi kuning nasi uduk, daripada pusing, sini Abang temenin duduk." Setelah berkata seperti itu, Genta langsung duduk tegak di samping Chiara.

Chiara menggelengkan kepalanya dengan mata menyipit akibat cuaca terik di siang ini. Selama beberapa menit, gadis itu bergeming dengan mata yang melihat ke arah air mancur. Jaraknya tidak jauh dari tempat duduknya saat ini.

"Oh, ya, Ra. Lo kok sendirian, temen-temen lo pada kemana?" tanya Genta tiba-tiba.

Sebelum menjawab, Chiara sempatkan untuk menoleh pada laki-laki itu. "Hana lagi di toilet, terus Irena lagi foto."

"Ngapain di toilet?"

Chiara mendelik tajam. "Nyari harta karun!" sungutnya geram. "Ya, orang kalo ke toilet pasti kalo gak nabung, ya, buang-buangin air yang mubadzir gak kepake." Gadis itu melanjutkan ucapannya dengan sewot.

Laki-laki itu malah tertawa terbahak-bahak setelah mendengar jawaban Chiara yang menurutnya sangat lucu. Dia tidak menyangka jika gadis ini bisa melontarkan sebuah lawakan.

"Lo bisa ngelawak juga ternyata." Decakan kagum dari Genta hanya dibalas dengan gumaman oleh Chiara.

"Emang lo udah selesai foto-fotonya?" Chiara mengangguk sebagai jawaban.

"Gue sama Hana udah, tapi Irena belom, karena beda kelompok. Sekarang giliran kelompoknya Irena yang foto-foto," jelas gadis itu dengan tenang. Ia merasa bosan, maka dari itu dia memilih untuk menyegarkan sedikit pikirannya dengan berada di sini sekarang.

Charmolypi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang