Extra Part

37 5 3
                                    

❄❄❄

"Kehidupan tidak pernah berhenti pada akhir—setiap penutupan adalah sebuah pintu menuju dimensi baru, sebuah kesempatan untuk menemukan makna dalam jejak yang telah kita tinggalkan dan harapan baru yang akan datang."

❄❄❄

Chiara berjalan cepat menghampiri Aileen, langkahnya tegas dan penuh determinasi. Angin malam menerpa wajah mereka, menambah ketegangan di antara kedua perempuan itu. Di rooftop yang sepi dan terbuka, hanya ada beberapa kursi dan meja yang tersebar tanpa tatanan rapi. Lampu-lampu kota di kejauhan memberikan cahaya redup, menciptakan bayangan panjang dari tubuh mereka.

Chiara berhenti di tengah-tengah, beberapa langkah dari pagar besi yang mengelilingi tepi atap. Aileen berdiri sambil memandang remeh perempuan yang ada dihadapannya.

Pemandangan kota yang luas di belakangnya seolah menjadi latar belakang konfrontasi ini.

“Bisa stop nyuruh-nyuruh gue buat samperin lo dan ganggu hidup gue?” Suara Chiara dingin, tanpa emosi, jelas menunjukkan ketidaksabarannya.

Aileen tidak mundur. Malah, dia maju setengah langkah, menantang. “Gue gak akan pernah berhenti ganggu lo, karena hidup gue gak bakal hancur kalo lo gak pernah ada di tengah-tengah kehidupan gue, Chiara!” Teriakan Aileen menggema, matanya melotot.

Chiara menyeringai, sebuah senyum yang tidak sampai ke matanya. “Harusnya gue yang bilang itu. Lo yang udah bikin hidup gue jadi kacau!”

Aileen menggelengkan kepala dengan penuh amarah, jarinya menunjuk tepat ke wajah Chiara. “Seharusnya dulu lo gak usah terima Fredy! Lo cuma pembawa bencana buat hidup gue dan orang-orang di sekitar gue. Lo udah bikin persahabatan gue sama Fredy dan Erlan jadi berantakan.”

Chiara bertepuk tangan pelan, tiga kali, penuh ejekan. “Lo hebat, Leen. Lo yang udah memanipulasi keadaan, terus ngancurin kehidupan gue. Tapi, sekarang lo malah nyalahin gue atas semua kejadian yang udah terjadi. Otak lo di mana?”

Aileen semakin mendekat, suaranya rendah dan mengancam. “Semua ini emang salah lo, Ra!” Jarinya kembali menunjuk Chiara dengan tajam. “Bahkan, Erlan meninggal juga gara-gara lo!” teriaknya, suaranya pecah karena amarah yang meluap.

Chiara membalas dengan tegas, tanpa ragu. “Erlan meninggal karena kecelakaan, bukan karena gue!”

Aileen menggeleng keras. “Gara-gara lo pertunangan gue sama dia gagal! LO PEMBUNUH, CHIARA!”

Chiara maju selangkah, membuat Aileen mundur sedikit. Dengan gerakan cepat, Chiara mendorong bahu Aileen, membuat gadis itu terhuyung mundur beberapa langkah. “JAGA OMONGAN LO! JANGAN SEKALI-KALI LAGI LO NUDUH GUE KAYAK GITU!” Amarah gadis itu sudah tidak tertahan.

Aileen berdiri, menatap Chiara dengan angkuh. “Kenyataannya lo yang bunuh Erlan!” Sudut bibirnya terangkat dalam senyum penuh kebencian.

Chiara mengangkat alis, ekspresinya penuh sinisme. “Lo punya bukti apa kalo gue yang udah bunuh dia, HAH?”

Aileen mendekatkan wajahnya ke Chiara, suaranya berbisik penuh dendam. “Gue bakal cari bukti sampe dapet. Sekali pun gak ada, gue yang bakal buat bukti itu.”

Tamparan keras dari Chiara mendarat di pipi kiri Aileen, membuat suara yang menggema. Aileen tersentak, wajahnya memerah. Ia mengangkat tangan kanannya untuk membalas, tapi Chiara dengan cepat mencekal pergelangan tangan Aileen, memelintirnya dengan kuat.

“Gue udah peringatin lo untuk jangan pernah coba-coba buat nampar wajah gue pake tangan kotor lo itu!” Chiara menghempaskan tangan Aileen dengan kasar.

Charmolypi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang