35. Perkara

1.1K 166 122
                                    

🦄🦄🦄

"Diksi yang indah hanya dapat terjadi ketika aku menulis tentangmu.
Menulis sebelum semesta terdiam dan mentari yang enggan untuk menyapa.
Pada keindahanmu, terdapat kehangatan yang membungkus lelah menjadi tangisan bahagia."

🦄🦄🦄

"Aileen kabur dari rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aileen kabur dari rumah sakit."

Chiara langsung menoleh dengan mata terbelalak. Berita macam apa itu? Kenapa dia harus mendengar berita buruk ini sekarang? Tidak bisakah perempuan itu membiarkan hidup Chiara tenang lebih lama?

"Kok bisa?" pekik gadis itu, Chiara merasa tidak percaya sekaligus bingung.

Erlan mengusap wajahnya kasar, seketika dia menjadi gelisah hingga pikiran-pikiran aneh pun berdatangan. Kemudian, laki-laki itu menatap Chiara dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

"Erlan," panggil gadis itu pelan.

"Aku harus pergi," katanya sambil bangkit dari tempat duduk. Lengannya dengan cepat ditahan oleh Chiara yang mendongakkan kepala.

"Aku ikut," pinta Chiara, dan langsung ditolak oleh laki-laki itu dengan gelengan kepala.

"Gak usah, kamu pulang aja, ya, Ra!" titah Erlan, dia tidak ingin gadisnya ini ikut campur dalam permasalahan Aileen yang tak kunjung usai.

"Aku mau ikut, Erlan!" Chiara mengulangi permintaannya lagi dengan penuh penekanan. Tatapannya begitu tajam membuat laki-laki itu bergeming.

Chiara memicingkan matanya. "Ada yang kamu sembunyiin ya dari aku?" tebak gadis itu dengan tatapan mengintimidasi.

Erlan mencondongkan tubuhnya sambil meletakkan kedua tangan di atas bahu Chiara membuat gadis itu tetap mendongak.

"Percaya sama aku, Ra! Kamu gak perlu ikut, ya."

"Kalo kamu mau aku percaya, kamu harus izinin aku buat ikut," cerca Chiara. Gadis itu akan terus meminta ikut sampai Erlan mengizinkannya.

Laki-laki itu menggeleng pelan. Dia benar-benar tidak ingin Chiara ikut bersamanya. Dia terlalu takut jika hal ini akan membawa gadis itu ke dalam bahaya.

"Sayang," ujar Erlan sangat lembut. "Aku antar kamu pulang aja, ya."

Gadis itu menggelengkan kepala, menolak usulan Erlan. "Aku tetep mau ikut, titik!" putus Chiara yang sangat keras kepala. Jika gadis itu mempunyai keinginan, maka harus dijalankan, tanpa bisa dibantahkan oleh siapapun.

Erlan menghela napas pasrah, tatapan gadis itu benar-benar membuatnya tidak bisa berkutik lagi.

🍁🍁🍁

Motor ninja berwarna hitam putih itu memarkir tepat di sebelah motor scoopy berwarna merah. Lantas, Chiara segera turun sambil berpegangan pada kedua bahu Erlan, lalu gadis itu membuka helm kemudian disodorkan pada laki-laki itu. Erlan meraihnya dan gilirannya kini untuk membuka helm.

Charmolypi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang