27. Terima Tidak Ya?

1.2K 182 174
                                    

🐊🐊🐊

"Aku mendapati seorang peri yang unik, senyumnya lembut. Namun, enggan untuk bertutur kata pelan. Dia menyerupai gemintang yang menutupi langit malam.
Bagiku dia cantik, dan mengagumkan.
Siapa lagi jika bukan kamu?"

- Erlan Si Bebek Sawah

🐊🐊🐊

"Kalau gitu jadi pacar gue, mau?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau gitu jadi pacar gue, mau?"

Erlan mengabaikan ekspresi Chiara yang melongo tidak percaya atas perkataannya barusan. Dia kibaskan tangannya di depan wajah Chiara membuat gadis itu terkesiap.

"Tadi lo bilang apa?" Chiara ingin memastikan kembali bahwa dirinya tidak salah dengar.

"Gue bilang apa? Gak inget. Tolong ingetin dong!" rajuk Erlan. Rasanya senang sekali dia menggoda gadis itu.

Chiara mendesis sambil menghentakkan sebelah kakinya, kesal menghadapi sikap Erlan yang menyebalkan. "Lo kok ngeselin sih? Gak bisa apa sehari aja bikin gue gak kesel?" sungutnya dengan mata yang mendelik tajam.

Erlan menggeleng, lalu menjawab dengan entengnya, "Gue bukannya ngeselin, cuma pengen melatih kesabaran lo aja, Ra."

"Selama ini gue udah cukup banyak latihan untuk sabar, jadi gak perlu lo tambah lagi!" sahut Chiara semakin memanas.

"Ya udah latihan terus aja biar makin sabar, ya gak?" balas Erlan. Dia sengaja tidak mau mengalah.

"GAK!"

Malam ini, Erlan merasa terhibur dengan sikap, dan tingkah gadis itu yang menurutnya begitu menggemaskan. Melihat wajah Chiara mulai cemberut sambil menyilangkan kedua tangannya, membuat dirinya semakin ingin terus menggoda gadis itu.

"Ra, beneran gak mau martabaknya?"

Chiara menoleh. "Gak! Gue bisa beli sendiri," ketusnya.

"Yakin? Beneran? Serius gak mau ya?" goda Erlan lagi.

Chiara merotasikan bola matanya. "Iss ... Bawel! Ya udah sini deh." Ia langsung menengadahkan tangannya ke depan wajah Erlan.

"Ooh ternyata mau." Erlan manggut-manggut sambil tersenyum. Dia tahu bahwa Chiara sebenarnya sedang gengsi untuk menerima makanan yang dibawa.

"Ya mau," ucap Chiara.

Erlan mencoba memancing Chiara untuk menjawab pernyataannya, "Mau apa?"

Lagi-lagi Chiara berdecak sebal. "Martabaknya lah Erlan."

"Itu doang?"

"Iya, terus apalagi?" tanya Chiara dengan polosnya.

"Gak mau jadi?" Erlan semakin menjadi agar Chiara segera menerimanya.

Charmolypi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang