🍁🍁🍁
"Bila kau cinta, katakan.
Bila kau rindu, tunjukkan.
Jangan ragu!"🍁🍁🍁
Setelah memarkirkan motornya, buru-buru Chiara turun dan diikuti dengan Hana. Gadis itu terpaksa memarkirkan kendaraannya di parkiran luar, karena parkiran di dalam pasti sudah penuh.
"Hana, buruan!" jerit Chiara sembari menarik tangan Hana.
Mereka berlari menuju gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat. Chiara terlihat panik, berbeda dengan Hana yang malah biasa saja. Pasalnya, ini adalah pertama kalinya Chiara datang terlambat ke sekolah, sedangkan Hana sudah beberapa kali seperti itu.
Chiara berdecak. "Tuh, 'kan gerbangnya udah ditutup, yah mampus deh. Gara-gara lo sih dandannya kelamaan," cerca Chiara yang merasa kesal akibat sahabatnya bangun kesiangan, ditambah lagi acara berdandannya yang memakan waktu sangat boros.
"Ya, maaf, Ra!" cicit Hana. Dia menjadi tidak enak pada Chiara.
Mereka berdiri di depan pintu masuk untuk pejalan kaki yang sudah tertutup juga. Hana membiarkan Chiara mendorong pagar itu, dia yakin itu tidak akan berhasil. Hana menggelengkan kepala karena menurutnya, tingkah Chiara begitu lucu jika panik seperti ini.
Chiara membalikkan badannya menghadap Hana. "Percuma juga tadi gue ngebut, mana sampe nerobos lampu merah lagi tuh, eh ujung-ujungnya telat kayak gini," protesnya sambil mondar-mandir dengan gelisah, tidak peduli dengan tatapan aneh dari beberapa siswa yang juga terlambat sepertinya.
Hana menarik bahu Chiara dan menahannya agar diam. "Lo tenang aja! Liat deh yang telat itu bukan kita doang tapi banyak tuh."
Hentakan sebelah kaki Chiara membuat Hana sedikit kaget. "Iya, tapi tetep aja, Han. Gue gak mau nama gue tercatat di buku daftar siswa yang terlambat. Kalo sampe nyokap gue tau, bisa abis gue, woy!" gerutu Chiara.
Hana menepuk-nepuk pundak Chiara berusaha untuk menenangkan. "Udah, lo tenang aja!"
"Gue mana bisa tenang, Hana ...." Gadis itu menggoyangkan badan Hana.
Rengekan Chiara membuat Hana merasa sedikit kesal. "Ih, Chiara bawel deh."
Lagi-lagi, terdengar decakan dari mulut Chiara. "Selama gue belum duduk di kelas, gue gak bakal bisa diem, Han."
"Ya terus mau gimana? Gak ada yang mau bukain gerbangnya, Ra." Hana menarik rambut kepalanya sendiri.
Chiara memutar tubuhnya menatap gerbang. "Dobrak aja deh," katanya.
Mata Hana terbelalak ketika mendengar perkataan aneh sahabatnya. "Jan gila lo, Ra!"
Chiara mendesis pelan dan kembali melihat Hana. "Gerbang belakang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Charmolypi [COMPLETED]
Novela JuvenilTentang sebuah kisah yang menyuguhkan perasaan campur aduk antara suka, duka yang sulit untuk diungkapkan, serta dijelaskan. Tentang sebuah kisah yang rumit antara, aku, kamu, dan dia. Perjalanan yang entah akan berakhir romantis, dramatis, atau mal...