"Kamu, tidak bisa mengatur seseorang yang kamu cinta.
Kamu, tidak bisa mengubah masa lalunya.
Dan, kamu, tidak bisa memastikan masa depannya."---
Dahi Chiara terus berkerut kebingungan. Otaknya tidak dapat mencerna dengan baik apa maksud dari perkataan cowok yang berdiri di depan motornya. "Gue bukan Aileen!" tegas Chiara.
Cowok itu dengan sigap mematikan mesin motor Chiara dengan memutar dan mencabut kunci motor Chiara. "Kalau lo bukan Aileen, terus siapa? Alien beneran?" Ia memasukkan kunci motor Chiara ke dalam saku celananya.
Chiara memejamkan matanya sejenak. "Balikin kunci motor gue, sekarang!" Gadis itu berusaha untuk mengendalikan emosinya agar tetap stabil.
"Gak mau."
"Balikin!"
"Gak."
"Gue bukan Aileen! Gue Chiara, kepanjangannya Chiara Shezi Artamevia. Puas lo?" eja Chiara yang lama-lama tidak tahan dengan tingkah cowok yang menyebalkan ini.
Kedua tangan cowok itu menggebrak bagian depan motor Chiara membuatnya sedikit terperanjat. "Gak mungkin! Lo ini Aileen. Udah deh, lo gak usah pura-pura gini. Operasi plastik dulu sana kalau mau nyamar jadi orang lain."
Chiara pikir, ini ada yang tidak beres. Bagaimana bisa cowok itu tetap menyangka dirinya adalah orang yang dia kenal. "Seberapa mirip muka gue sama cewek yang lo sebut Aileen?"
Cowok itu mencondongkan badannya ke depan. "Bukan mirip lagi. Ini emang lo, Aileen!"
"Terus kalau gue Aileen, lo siapa?" Chiara memberikan tatapan tajam pada lelaki aneh itu seraya menstandarkan motornya.
Samar-samar, terdengar desisan dari cowok itu. "Ternyata memori otak lo juga ilang berbulan-bulan, ya?"
Chiara menjadi geram. "Jawab gue!"
"Nama gue Diero Valent Ademar, umur gue delapan belas tahun, ya lo kan dateng ke party ulang tahun gue waktu itu. Gue kelas dua belas IPS 1 di SMA Lentera." Diero menjelaskan dengan semangat yang membara. "Dan lo udah tau kalo dari kelas 10 itu gue suka sama lo."
Kepala Chiara terangguk-angguk dengan malas. "Oh, oke. Salam kenal, Diero! Tapi, gue gak peduli sama kalimat terakhir lo sih, karna gue bukan Aileen. "
"Gak usah ngelak lagi deh, Leen!"
Buru-buru Chiara mengalihkan topik. "Eh, lo beneran sekolah di SMA Lentera?" Chiara menaikkan sebelah alisnya.
Diero mengangguk membenarkan pertanyaan Chiara. "Ya, iyalah. Lo lupa?"
"Berarti lo kenal sama yang namanya Fredy dan Bara?" Ah, kenapa juga Chiara harus menanyakan tentang mereka?
Wajah Diero seketika merungut sebal, kedua tangannya dia lipat ke depan dada. "Sama mereka aja lo inget, masa sama gue enggak?"
"Ya, masa iya gue lupa sama man-" Chiara tersadar akan ucapannya barusan yang tidak seharusnya ia lontarkan.
Diero mencondongkan kembali tubuhnya ke depan. "Sama man? Man apa?"
Mata Chiara melirik ke segala arah. "Man, manusia lah! Udah, ah. Sekarang balikin kunci motor gue!" paksanya dengan wajah cemberut.
"Hm ... Kemarin kok gue kayak liat lo, ya." Diero menatap langit sembari berkacak pinggang, kemudian kembali menatap Chiara.
"Lo kemarin bareng Erlan, 'kan? Lari ngehindarin gue sama temen-temen gue," terka Diero. Ia sengaja tidak menghiraukan permintaan Chiara, karena cewek itu juga tidak menggubris pertanyaannya yang serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Charmolypi [COMPLETED]
Teen FictionTentang sebuah kisah yang menyuguhkan perasaan campur aduk antara suka, duka yang sulit untuk diungkapkan, serta dijelaskan. Tentang sebuah kisah yang rumit antara, aku, kamu, dan dia. Perjalanan yang entah akan berakhir romantis, dramatis, atau mal...