Toxic Series-15

10.2K 374 14
                                    


SERIES

Sherra menggosok tubuhnya dengan sikat cuci hingga menciptakan luka goresan yang cukup parah pada tangan dan kakinya. Sudah hampir dua jam ia menangis di bawah derasnya air shower. Gadis itu menangis sambil terus menggosok kulitnya, berharap jejak si brengsek itu hilang dari tubuhnya.

Perih tak dirasa. Yang ia inginkan adalah hilangnya sesak di dada.

Gadis itu terus terisak. Rasanya nestapa saat tubuhnya dilecehkan dengan begitu kasar oleh orang yang ia cinta. Sakitnya tak seberapa, namun kecewa serta perih di batinnya tak bisa sembuh begitu saja. Pasti akan membekas selamanya.

Jeff, benar benar iblis. Lelaki itu kembali memaksanya untuk melayani nafsu bejatnya hanya karena ia menolak menjadi seorang wanita rendahan. Tapi lelaki itu semakin brutal dan malah mengancam akan menyebarkan video mereka jika sampai Sherra mengadukkan hal ini.

Masih teringat jelas bagaimana lelaki itu pergi tanpa dosa setelah menggauli Sherra di gudang tak terpakai. Masih di jam sekolah. Mengabaikkan rasa malu atau bahkan kekhawatiran Sherra jikalau mereka kepergok melakukan hal tak senonoh itu di lingkungan pembelajaran.

Sherra hanya bisa menangis. Bahkan setelah lelaki itu pergi. Sherra tak bisa melakukkan apa apa dan hanya bisa terduduk sambil memakai bajunya dengan tangan bergetar dan tubuh yang penuh jejak mejijikkan.

Sherra tak bisa membayangkan. Betapa pilu hidupnya.

Direndahkan oleh orang yang ia cinta. Hingga harus diperlakukkan layaknya sampah.

Tubuh gadis itu yang semula bergetar karena tangis yang tak kunjung usai perlahan mulai tenang namun tergantikan dengan berat di kepalanya, hingga saat matanya hendak tertutup ,suara Kai menggema mencari keberadaannya.

BRAK

"SHERRA!"

"Sher bangun!!" Kai menepuk nepuk pipi Sherra saat dirasa gadis itu tak ada pergerakan. Ia mematikkan showernya lalu membawa Sherra dengan panik, lalu membaringkan tubuh rapuh itu di ranjang.

"Shera...apa yang terjadi sama kamu?"

______

Berbicara soal pertunangan, Jeff sebenarnya tak begitu peduli dengan pertunangan ia dengan Caca. Karena sedari awal pertunangan ini hanyalah kepentingan bisnis saja. Selebihnya Jeff hanya menjalankan apa yang diperintahkan orang tua.

"Menurut kamu bagus yang ini, apa yang ini?" Caca menyocokkan dua baju dress berbeda warna pada Jeff.

"Terserah kamu aja" jawab Jeff. Gadis itu mendengus.

"Pilihin dong. Bagusan yang mana?" kata Caca setengah memaksa. Jeff menghela nafas pelan lalu menyimpan ponselnya.

"Yang biru" jawabnya. Caca mengerucutkan bibirnya.

"Tapi lebih bagus yang pink gak sih? Lebih lucu?"

Sebenanya bukan sekali dua kali Jeff diajak untuk fitting baju di butik kesayangan gadis itu. Dan inilah yang Jeff kesalkan, Caca selalu memberi Jeff pilihan walau akhirnya gadis itu akan membawa baju pilihannya.

"Yaudah terserah kamu"

"Ck, kamu emamg gak ngerti kesukaan aku" Selalu saja serba salah. Kalau Caca bukanlah anak titipan sahabat orang tuanya. Ingin rasanya Jeff meninggakkan gadis itu sendiri disini.

Lelaki itu menyurai rambutnya kebelakang sambil melirik ponselnya. Diam diam ia membuka galeri dan memilih foto Sherra disana. Bibirnya membentuk seringaian licik.

Rencananya untuk memerangkap Sherra telah berhasil. Dan setelahnya, Jeff akan membuat gadis itu semakin tunduk dalam perintahnya.

"Hallo?"

TOXIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang