----
Kai mengusap wajah yang basah dengan handuk kering yang terkalung di leher. Lelaki itu baru saja selesai membersihkan tubuhnya, lalu bergerak kearah lemari meraih baju dan celana untuk tidur kemudian memakainya di depan kaca.
Setelah selesai dengan rutinitas malam. Iseng, ia mengecek ponselnya. Rupanya sudah banyak misscall dari Sherra. Kurang lebih ada 23 misscall 6 jam yang lalu. Melihat hal itu Kai berusaha menghubunginya kembali. Namun nihil, ponsel Sherra malah tidak aktif.
Lelaki itu berdecak kesal.
"Ck, apa gue samperin kerumahnya?" monolognya dalam hati. Ia menggelengkan kepalanya sebentar lalu melirik kearah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 malam
"Mungkin udah tidur"Gumamnya. Ia tak mau mengganggu istirahat Sherra.
Mengabaikan rasa khawatir dalam dirinya. Kai pun keluar dari kamar untuk menghampiri Caca. Karena ia memiliki janji makan malam bersama gadis itu.
______
Caca sudah siap dengan baju yang pembantu Kai siapkan. Yaitu kaos putih kedodoran dengan celana setengah paha. Pembantu Kai bilang jika baju ini adalah baju milik putrinya yang kebetulan bekerja disini satu tahun lalu namun sekarang sang empu memilih pulang ke kampung halaman.
Caca menerima dengan senang hati. Pembantu Kai benar benar memperlakukannya dengan baik. Perihal pikiran gilanya tentang rumah ini dan keluarga Kai. Ia jadi merasa dilema.
Apalagi saat melihat pembantu Kai yang jikalau benar dugaannya. Maka pembantu rumah ini harusnya Bi Tuti. Pembantu yang pernah melatani Caca di pesta pertemuan makan malam keluarga beberapa waktu lalu.
Namun, kali ini bukan.
Jadi mungkin seluruh interior rumah ini dan rumah tunangannya hanyalah kebetulan semata. Pikirnya.
Drrtt
Drrt
Drrt
Caca yang awalnya hendak keluar kamar bahkan telah menyentuh kenop pintu seketika menolehkan kepalanya pada ponselnya yang bergetar dirasa nakas dekat tempat tidur. Gadis itu mendengus lalu berjalan mendekat, meraih ponselnya dan menemukan nama "Papa" terpampang disana.
Caca menghela nafasnya pelan sebelum memgangkat telfon tersebut.
"Hallo?"
"Caca kamu baik baik saja? Kamu dimana? Papa cariin kamu daritadi! Jangan bikin Papa khawatir Acacia Khalista" Sambil mendengarkan celotehan yang ayah Caca menatap kearah kaca jendela yang langsung mengarah ke parkiran.
"Maaf Pa... Caca dirumah temen" balas Caca takut takut. Netranya terus bergulir pada parkiran dimana secara kebetulan terlihat seorang lelaki dengan bahu tegap yang Sherra yakini itu bukan Kai.
Melainkan.....
Jeff...
Netra Caca seketika terbelalak.
"Caca dengerin Papa, jangan pikirin omongan Mama kamu. Kamu punya Papa, tolong kalau kamu kecewa dengan mamamu jangan pergi kaya gini. Papa kalut harus cari anak perempuan papa...."
Celotehan papanya masih terus masuk dalam indra pendengarannya namun netranya terus fokus pada sosok Jeff yang berjalan tergesa sambil menggendong seseorang gadis yang memberontak di pelukannya.
Netra Caca terus menyipit, penasaran dengan gadis dalam gendongan Jeff hingga satu angle menunjukkan wajah gadis yang mulutnya tertutup kain berwarna putih dan netranya terbelalak ketakutan saat Jeff mendorong kepala gadis itu kasar memasuki mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC SERIES
Teen Fiction"I think I'm addicted to your body"-Jeffranz Altair- Sherra menyesali keputusannya malam itu. Malam dimana ia menyerahkan tubuhnya pada cinta pertamanya---Jeffranz Altair si Perisai PASBARA yang terkenal dingin dan kasar. Sherra menyesal. Karena set...