Toxic Series-19

7.9K 358 27
                                    

SERIES

"Mama harus banyak makan biar cepet sembuh terus pulang kerumah"

Tiga hari setelah operasi. Kondisi mama Dinda mulai membaik. Wanita paruh baya itu sudah bisa menggerakkan tangan, kaki dan bagian tubuh lain. Mama Dinda juga sudah mulai berbicara lagi seperti biasa walaupun harus selalu di pantau dan di bantu takut kondisinya drop lagi.

Selama 3 hari juga Sherra tidak pergi kesekolah dan lebih memilih merawat Mama Dinda rumah sakit. Beruntung, Zara dan Mona selalu datang setiap pulang sekolah untuk memberikkan catatan dan kisi kisi untuk ulangan kelulusan kurang lebih 3 bulan lagi.

"Sherra... "Lirih mama Dinda. Gadis itu menoleh.

"Iya Ma?"

"Kamu dapet uang itu darimana?" Sherra terdiam.

Gadis itu memang sudah pernah mbahas hal ini. Lebih tepatnya menenangkan sang ibu untuk tidak khawatir perihal biaya rumah sakit. Namun sepertinya Mama Dinda masih khawatir. Terlihat dari sorotnya yang meminta sebuah penjelasan lebih.

"Pokoknya mama gausah khawatir, itu urusan Sherra. Mama ga perlu tau" Jawab Sherra seperti sebelum sebelumnya. Ya, gadis itu tak ingin membebani mama Dinda lagi.

"Tapi--- kamu gak macem-macem kan? Maksud mama-"

"Enggak kok Ma. Mama tenang aja ya?' Mama Dinda mau tak mau pasrah dengan jawaban putrinya. Membiarkam Sherra melakukkan apapun yang menurut gadis itu baik untuk dilakukkan.

Sedangkan Sherra terus memandang mamanya penuh syukur. Seraya memegang telapak tangannya lembut.

"Ma, sembuh ya? Sherra gak bisa liat mama kaya gini" ujarnya. Mama Dinda tersenyum sangat tulus kearahnya.

"Sherra, apapun yang terjadi. Mama mohon jangan lupa pada tuhan, kalaupun nanti Mama pergi. Kamu jangan merasa sendiri, karena mama akan selalu ngejaga kamu dari atas sana" Dada Sherra terasa sesak seketika. Gadis itu semakin mengeratkan pegangannya pada sang Mama.

"Kok Mama ngomongnya gitu sih? Mama gaakan pernah pergi. Kita bakal selalu bareng bareng, ya?" Sherra masih berusaha tersenyum walaupun dalam hatinya terasa petih. Takut jika apayang diucapkan mamanya adalah sebuah pertanda.

Pertanda sebelum kehilangan.

Mama Dinda mengusap surai coklat putrinya lembut.

"Semoga ya... "

_______

Motor Kai membelah jalanan kota kebang. Seperti pagi hari biasanya, setelah mengantarkam sarapan pada Sherra lelaki itu akan langsung betangkat kesekolah menggunakan motor KLX hijau miliknya.

Jalanan hari ini tak seramai sebelumnya. Mungkin karena hari sudah beranjak siang dan sekolah Kai yang memang masuk pukul 9 pagi dikarenakan jam sebelumnya dipakai rapat guru.

Kai jadi bisa mengendarai motornya dengan santai dan tak terburu buru. Namun entah karena matanya yang kurang cairan insto atau memang seseorang di depannya sengaja menabrakkan diri. Karena tepat seperkian detik saat Kai hendak berbelok seprang gadis menyebrangi jalan, membuat Kai tanpa sengaja menyerempet tubuh mungil itu hingga terjatuh ke aspal.

"Awas!!!!" Pekik Kai.













"Akh....... "

Kai langsung menghentikkan motornya. Dan seketika itu juga berjalan menghampiri seorang gadis yang tak sengaja ia tabrak tadi.

"Hei, kaki kamu gapapa?" tanya Kai pada gadis yang kini menangis sambil memegangi kakinya.

"Sini aku bantu" Kai meraih pundak gadis itu lalu membawanya ke pinggir jalan, mendudukkan gadis itu disana.

TOXIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang