SERIES
Sherra berlari terburu buru setelah keluar dari lift sambil melihat kartu yang Jeff berikan. Gadis itu melirik ke satu per satu pintu apartemen sebelum akhirnya menemukan ruangan yang di tuju.
Kamar 277.
Sesuai kesepakatan mereka tadi siang. Sherra takkan menyia nyiakan kesempatan ini. Ini sudah keinginannya dari lama.
Katakanlah ia terlalu terobesesi karena faktanya memang begitu.
Dengan jantung yang berdegup kencang dan tangan yang terasa dingin akibat gugup. Sherra mengetuk pintu apartemen Jeff. Seperkian detik kemudian pintu itu terbuka. Menujukkan sosok Jeff dengan kameja hitam dan celana jeans berwarna biru muda.
"Gue pikir lo gaakan dateng" Ujarnya. Sherra uang masih terbengong seketika menggelengkan kepalanya.
"Aku gak mungkin nyia nyiain kesempatan"Jawabnya. Jeff mengaut mangut sambil mengisyaratkan Sherra untuk masuk ke ruangan kemudian mengunci pintu drngan rapat. Sherra yang melihat hal itu sedikit mengerutkan keningnya.
"Kok dikunci?"
"Ya gapapa takutnya ada orang iseng masuk"
"Oh emang disini gak aman ya?"
"Ya gitu lah"Balas Jeff acuh sambil berjalan menuju ruang tamu kemudian membuka dua kancing teratas bajunya.
Sherra berdecak kagum. Netranya terus terpaku ke setiap penjuru ruangan yang terlihat minimalis namun mewah. Dengan gradasi abu abu dan putih bersih membuatnya terlihat sangatlah milenial.
Sherra menyukai setiap ornamen yang Jeff sediakan. Terlihat sangat modern berbeda dengan rumahnya yang memang di desain sederhana sesuai budget dan penghasilan sang mama.
"First time?" Sindir Jeff melihat netra binar Sherra pada apartemennya. Gadis itu menoleh sambil tertawa canggung.
"Hehe iya. Apart kamu bagus banget Jeff... Pasti mahal ya?" Jeff mendengus.
"Menurut lo aja gimana" Jeff kemudian berjalan menuju kamar mandi.
"Gue mau mandi dulu" Sherra menoleh kemudian mengangguk.
"Oke"
Pintu kamar mandi pun tertutup. Sherra mulai menelusuri setiap sudut apartemen Jeff. Menyentuh benda benda unik yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Kemudian berhenti tepat di depan kaca besar yang menampilkan seluruh tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Gadis itu sedikit memutar tubuhnya. Membuat rok payung dress putih itu sedikit terbang memngembang. Sherra akhirnya memilih dress putih polos tanpa lengan milik ibunya. Kata Mona dress ini cocok untuk Sherra. Karena desainnya yang polos namun elegan. Terlihat manis untuk Sherra yang memang sudah cantik.
"tunggu, jepitnya turun" Sherra membenarkan tampilannya. Mukai dari bedak di wajahnya yang sedikit luntir, surai coklatnya yang agak berantakan, jepitnya yang turun dan ujung dressnya yang terlihat kusut. Setelah itu ia pun menunduk untuk melihat kondisi kakinya yang sedikit lecet karena high-heels perak miliknya hingga tak sadar jika Jeff sudah keluar dari kamar mandi.
Dan mulai berjalan mendekat kearahnya.
Sherra yang masih fokus pada kakinya masih belum menyadari. Hingga Jeff berdiri dibelakangnya dan mulai melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Sherra. Sontak gadis itu terperanjat dan langsung menatap kearah cermin.
Terlihat dengan jelas. Jeff tanpa baju atasnya memeluk tubuh Sherra dan menjatuhkan kepalanya pada pundak telanjang gadis itu. Sherra membeku, ini adalah kali pertamanya disentuh seintim ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC SERIES
Ficção Adolescente"I think I'm addicted to your body"-Jeffranz Altair- Sherra menyesali keputusannya malam itu. Malam dimana ia menyerahkan tubuhnya pada cinta pertamanya---Jeffranz Altair si Perisai PASBARA yang terkenal dingin dan kasar. Sherra menyesal. Karena set...