"Oprasi akan segera di lakukan"
Gangga masuk kedalam ruangan dimana putrinya terbaring lemah dengan banyaknya selang serta alat untuk membantu pernafasannya. Pria itu memandang putrinya yang beranjak dewasa sendu.
Beberapa tahun lalu wajah di depannya adalah seorang gadis kecil yang hobi merengek, meminta Gangga untuk tak pergi. Dulu wajah yang terbaring latih itu adalah seorang gadis kecil yang bersemangat dan penuh senyum ceria.
Dulu disetiap pagi sebelum Gangga pergi bekerja. Anak yang kini beranjak dewasa adalah anak kecil manis yang mengharapkan kepulangannya. Bahkan di setiap malam saat ia pulang di sambut istrinya dan sang putri.
Masa masa membahagiakan dalam hidup Gangga sebelum ia meninggalkan mereka.
Caca dan Jojo mungkin selalu mendapatkan kehangatan Gangga hingga sekarang. Sedangkan Sherra, gadis itu harus menerima kepahitam bahkan setelah ia pergi meninggalkan gadis kecil itu bersama Dinda, yang sama rapuhnya.
"Maafkan Papa.... "gumamnya memegang tangan sang putri dengan selang infus yang tertempel di punggung tangannya yang kurus.
"Maafkan Papa yang baru datang sekarang"
Andai ia bisa mengulang waktu. Ia akan menentang Sinta dengan keras. Melangkah dengan berani meninggalkan Sinta yang bergelimang harta dengan putra putri mereka.
Harusnya ia datang lebih awal untuk menyelamatkan putrinya. Harusnya ia tak menahan diri untuk menjadi ayah sempurna dan keluarga utuh mereka ditengah Sherra dan Dinda yang menangis di belakangnya.
Gangga mengecup kening putrinya lembut. Penyesalan terbesarnya adalah melihat Dinda untuk terakhir kalinya tanpa melihat jasadnya yag sudah terbaring bersama tanah. Dan penyesalan keduanya adalah melihat putrinya terluka dengan tubuh ringkih yang tersakiti jiwa raganya.
"Kamu harus bertahan, demi Papa"pintanya memegang tangan Sherra. Harapannya pada tuhan hanyalah kesembuhan Sherra. Agar ia bisa melihat senyum putrinya lagi setelah sekian lama pergi.
______
Jeff terbangun saat sinar matahari menembus kulitnya. Lelaki itu tersentak saat ia terbangun di ruangan yang asing. Ia segera mencari ponselnya diatas nakas namun nihil. Tak ia dapatkan, ingatannya tiba tiba saja terputar dengan kejadian tadi malam dimana ia perpesta sampai larut malam bersama teman temannya. Setelah itu ia tak mengingat apapun lagi.
Ia kemudian meraih jaket miliknya yang terjatuh di lantai. Tanpa merapihkan penampilanya langsung keluar dari kamar tersebut.
"Kamar nomor 302"
Rupanya benar ia ketiduran di hotel. Dan ponselnya sepertinya jatuh di klub bawah hotel ini. Ia pun bergegas menuju lift untuk pulang. Namun tepat saat pintu liftnya ia disambut oleh banyaknya masa yang memegang kamera dan kertas yang langsung menghadangnya.
"Hallo Mas Jeffranz bagaimana tanggapan anda tentang video anda yang tersebar di media sosial"
"Apa benar itu adalah kekasih anda?"
"Lalu apa benar Anda adalah pelaku penyebar video pribadi pacar anda sendiri?"
"Minta kejelasannya mas Jeff tentang Video sex live streaming yang tersebar di media mas"
"Bagaimana respon ayah anda saat mengetahui hal ini mas?"
"Kami butuh statment mas Jeff selaku putra dari Pemilik Ruang BK group!"
Jeff termangu kala semua perhatian tertuju padanya. Ia yang baru saja bangun dari tidur panjang langsung di sambut banyak masa yang menanyakan sesuatu yang bahkan ia tidak tau. Hingga salah satu diantara mereka menyodorkan sebuah ponsel yang memutar salah satu video kearahnya.
Video live streaming.
Taruhan gila yag Jeff lakukan beberapa bulan lalu.
Sial!
Jeff segera menerobos banyak orang lalu berlari menuju parkiran lebih tepatnya mrmasuki mobilnya sendiri. Semua wartawan masih mengejarnya bahkan beberapa ada yang mengahadang mobilnya.
"Bajingan!" Jeff mengeratkan pegangannya pada setir setelah memakai seatbeltnya. Ia melirik ke sekeliling mobilnya yag sudah di kerubungi banyak orang.
"Gue gapunya cara lain!"Desisnya menatap tajam kedepan lebih tepatnya pada wartawan lelaki didepan mobilnya.
"Sorry tapi salah lo sendiri halangin jalan gue" ia langsung menggas mobilnya. Menabrak beberapa orang di depan lalu melaju drngan kecepatan tinggi. Mengabaikan bayaknya orang menyoraki namanya dengan marah bahkan suara teriakan umpatan yang tertuju untuknya.
Jeff kabur. Demi keselamatannya sendiri.
______
Tok
Tok
Brak
Caca membulatkan matanya saat Jojo, kakaknya itu tiba tiba memeluk tubuhnya saat Caca baru saja membukakkan pintu di pagi hari. Helaan nafas lega terdengar di telinganya bahkan Jojo srmain mengeratkan pelukannya.
"Ca, mulai sekarang kamu gaakan nangis lagi."Kening Caca berkerut tak mengerti. Jojo memegang sisi wajah adiknya..
"Aku udah buat dia hancur, kamu tenang aja"
Netra Caca terbelalak. Kini ia tau apa yang Jojo maksudkan.
______
"PAPI!"
Kai berteriak saat melihat Jerome terjatuh ditahan oleh Jena dan beberapa pembantu mereka. Jerome terjatuh drngan kedua mata melotot dan tangan yang memegangi dadanya. Kai segera menghampiri sang ayah sedangkan Jena sudah berteriak histeris saat melihat suaminya kejang kejang.
"JANGAN PADA DIEM AJA!BAWA PAPI KERUMAH SAKIT!"
"SEKARANG!" Teriak Kai menitah para supir dan pembantunya lalu segera membopong tubuh pria paruh baya itu menuju mobil. Kai lalu melirik Jena yang menangis keras di tahan oleh beberapa pembantu yang berusaha menenangkannya.
"JEFF..."
"JEFF GAK MUNGKIN MELAKUKAN ITU... "
"ANAKKKU... "
Netra coklat Kai lalu melirik pada IPad yang tergeletak di lantai. Ia segera meraihnya lalu menatap pada benda terang yang menunjukkan beberapa headline berita panas disana.
Putra dari founder Ruang BK terseret skandal live streaming sex bersama kekasihnya
Video berdurasi 2 jam tersebar di media! Jeffranz Altair anak dari pengusaha Ruang BK Viral!
Setelah skandal clubbingnya tersebar. Kini Jeff putra dari Jerome Altair terseret kasus Video syur. Wanita di dalam video di pertanyakan!
Putranya Terseret kasus negatif kedua kali. Inilah akhir karir Jerome Altair dan ruang BK?
------

KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC SERIES
Teen Fiction"I think I'm addicted to your body"-Jeffranz Altair- Sherra menyesali keputusannya malam itu. Malam dimana ia menyerahkan tubuhnya pada cinta pertamanya---Jeffranz Altair si Perisai PASBARA yang terkenal dingin dan kasar. Sherra menyesal. Karena set...