Toxic Series-20

8.1K 357 7
                                    

"Sherra, sekarang kamu udah mulai tenang kan?"

Pertanyaan yang paling menenangkan sanubari ketika jiwa ini tak bisa mengontrol setiap luka yang datang. Kai, selalu menjadi 1 dari ribuan orang yang paling peduli dengan Sherra. Lelaki paling baik yang selalu mengkhawatirkan keadaan Sherra dan memastikkan gadis itu hidup dengan aman dan nyaman.

Satu satunya laki laki yang Sherra percayai takkan pernah pergi disaat ia ditinggalkan sang ayah dari usia 2 tahun hingga kini ia berusia 17 tahun. Selama itu juga Sherra tak pernah tau dimana ayahnya berada, atau sedang apakah dia disana.

Sherra hanya bisa menatap fotonya. Foto yang selalu mama Dinda tunjukkan kala Sherra menangis akan rindu yang menjerit dalam hati.

Sherra hanya bisa menyebut namanya lewat doa. Berharap pria itu kembali untuk sekedar menjenguk putrinya. Mrnyanyakan kabar putrinya atau bahkan memeluknya untuk keterakhir kali.

Tapi, setelah bertahun tahun berlalu. Ratusan tetes luka telah ia nikmati. Tak ada satupun tanda tanda ayahnya akan kembali.

Membuat Sherra berputus asa. Pikirannya mengelana, sepertinya ia memang tak diinginkan sedari awal.

"Kai, gimana ayah kamu? Dia baik kan?" Keduanya sedang sama sama duduk di kursi putih halaman rumah sakit. Yang kebetulan sekali sedang sepi, karena sudah malam hari.

"Maksud kamu Papi? Dia baik kok" Sherra tersenyum kecil.

"Syukurlah. Kamu pasti bahagia ya tinggal sama mereka?" ujar Sherra. Kai menatap langit malam.

"bahagia, tapi gak se bahagia waktu aku tinggal sama Bunda" ujarnya. 5 tahun bundanya berpulang namun Kai sama sekali tak bisa lupa akan pelukkan penuh kasih sayang dan ungkapan manis yang selalu almarhum bundanya berikan.

Sherra ikut menatap langit yang sama. Keduanya rapuh dengan caranya masing masing. Tapi dulu keduanya punya penguat yang sama, yaitu ibu. Walau kini Kai kehilangan penguatnya. Namun berkat Sherra, Kai tak merasa hancur lebih dalam.

Karena Sherra selalu merangkulnya. Menggantikkan peran ibunya yang selalu ada untuk Kai. Bahkan dimasa terpuruk sekalipun

"Kai, salah gak sih kalau aku punya niat buat nyari ayah?"

"Buat apa?" Sherra menghela nafas pelan.

"Pingin ketemu aja. Udah lama juga ayah gak pulang dan aku cuman mau mastiin apa ayah masih hidup, atau dia udah punya keluarga lagi?" Kai terdiam. Sherra itu sedari kecil terbiasa hidup hanya dengan Mama Dinda.

Ayahnya kabur entah kemana. Dan Kai tau bagaimana rasanya hidup tanpa sosok pria bertanggung jawab.

"Sher, kenapa harus kamu yang nyari? Kalau memang ayah kamu sayang sama kamu, dia akan mencari cara untuk bertemu" Sherra menolehkan kepalanya.

"Jika dia memang menyayangi, tanpa dicari pasti kembali" Sherra terdiam.

Kai benar. Jika memang sang ayah menyayanginya, dia pasti kembali menghampiri Sherra sekalipun ia telah beranjak dewasa.

Tapi, melihat tak ada satupun tanda tanda dia akan kembali. Sherra jadi bertanya tanya.

Apakah benar, ia adalah anak yang tak diinginkan oleh ayahnya?

_______

Keesokkan harinya

Kondisi Mama Dinda sudah mulai membaik. Dan Sherra sudah bisa berangkat kesekolah lagi.

Seperti hari biasanya, tadi Sherra diantar Kai sampai halteu lalu berjalan bersama Zara yang juga turun tak jauh dari gadis itu. Mereka berjalan beriringan menuju kelas, sambil membicarakan kondisi Mama Dinda dan gosip gosip terbaru yang beredar si Smabara

TOXIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang