Toxic Series-29

7.2K 350 25
                                    

PASBARA tak terima saat mereka harus dikalahkan oleh sekolah musuh. Apalagi dengan cara licik serta penghianatan dari Arsen. Maka dari itu tepat sehari setelah pertandingan Shakka mendeklarasikan sebuah penyerangan pada SMANJAYA.

Berbekal alat alat berat dan juga strategi penyerangan yang sudah diauaun lebih dari 2 mimggu lamanya. Kini mereka siap mengalahkan rival mereka.

Dengan 100 anggota campuran. Shakka benar benar menggerakkan komunitasnya untuk mencuri kembali harga diri Pasbara yang terinjak injak belakangan ini.

"PASBARA!"

"PASUKAN BARAWIJAYA!"

"ONE ONLY SOLIDARITY!"

Seluruh anggota telah bersiap menaiki motor mereka selepas pulang sekolah. Memakai jaket berlambang mawar bertuliskan PASBARA. mereka siap menyerang lawan.

Dipimpin oleh Shakka di barisan depan dan Jeff di sampingnya. Mereka mulai menyalakan motornya. Suara knalpot pun beradu dengan sorakan sarat akan semangat yang membara. Jeff menyeringai, kali ini ia harus membawa kemenangan untuk Pasbara.

______

Sherra terus mengurut pangkal hidungnya saat dirasa denyutan pada kepalanya semakin menjadi. Gadis itu terbaring di kasur setelah seharian bolak balik kamar mandi karena mual yng tak berhenti. Sherra bahkan sampai terjatuh di lantai dapur dan menangis disana saat kakinya bahkan tak bisa berdiri sedangkan mual pada perutnya semakin menyiksa.

Hingga dua jam kemudian. Akhirnya Sherra bisa kembali ke kasir sambil menggenggam kantong kresek. Takut takut ia akan kembali mual lalu muntah sedangkan kakinya sudah tidak bertenaga.

Gadis itu menyandarkan kepalanya sambil menatap langit langit kamar. Apakah ini akhir hidupnya?

Sudah hampir dua minggu tubuh Sherra memberi respon yang aneh. Mual dan muntah tak berhenti sampai sampai ia tak bisa makan nasi karena bolak balik kr kamar mandi.

Mona dan Zara sudah menyarankan Sherra untuk ke dokter namun gadis itu batu dan malah balik memarahi tema temannya. Gadis itu takut jika tubuhnya macam macam maka dari itu lebih baik ia menikmati rasa sakit ini. Toh akan sembuh sendri kemudian hari.

Walaupun Sherra harus ngejalanin sambil nangis.

Sherra terus menghubungi nomor Kai. Namun apa daya, sahabatnya itu mungkin tengah sibuk hingga tak ada satu panggilan pun diterimanya.

Sedangkan tubuh Sherra sudah kehabisan tenaga. Tak ada yang masuk ke tubuhnya selain air putih hingga menyebabkan tubuhnya gemetaran dan wajahnya yang memucat.

Perlahan kepalanya terasa berat.

Sherra tak sadarkan diri.

______

"Enak gak?"

"banget! Makasih ya!"

Akhir akhir ini hubungan Caca dan Kai semakin dekat. Mereka jadi sering berkabar lewat whatsapp dan sering bertemu diluaran. Awalnya Caca yang mengajak lelaki itu untuk kembali ke danau melihat senja tapi semakin lama Kai berani membawa gadis itu untuk keluar jalan jalan. Walaupun hanya sebentar.

Keduanya sudah cocok secara obrolan karena memang sama sama pernah bersekolah di negri orang. Selebihnya mereka juga punya banyak kesamaan.

Seperti tak suka keramaian dan pencinta berat kopi.

Caca sering menyarankan Kai untuk pergi ke salah satu kedai kopi langganannya begitupun kai yang akan mengajak Caca umtuk hangout di kedai kopi yang baru buka.

Selama 2 minggu lamanya. Keduanya bersama. Bohong jika Caca tak bahagia, dan bohong jika Kai tak merasa nyaman.

Perlahan Kai punya orang yang dapat dipercaya, selain Sherra dan almarhum Ibunya.

"Menurut kamu enakan kopi disini atau di cafe aesthetik?"

"dua duanya enak sih. Tapi yang disini lebih wangi"

"Setuju! Makannya aku ngajakin kamu kesini terus soalnya aku suka wangi kopinya. Khas gitu"

Keduanya sedang duduk disalah satu bangku Cafe Gentala. Kedai kopi baru di pinggir kota. Keduanya berbincang santai sambil menikmati kopi di waktu senja sampai menjelang malam tiba baru pergi mengekilingi Bandung raya sambil mengendarai motor bersama.

Caca jelas berada dibelakang sambil terus terkagum pada indahnya kota kembang yang selalu memanjakan mata begutupun Kai. Mereka manikmayi hari ini tanpa terkecuali.

Walaupun awalnya harus bolos. Tapi sepadan dengan yang mereka dapatkan

"Kai ponsel kamu bunyi terus daritadi"

"Biarin aja, gak penting"

Kai yang mengira panggilan itu berasal dari sang ayah yang hendak menanyakan kabar, rupanya keliru. Karena sepanjang perjalanan dan ponsel itu dimatikkan. Ada banyak anggota komunitas yang mengharapkan Kai untuk datang. Dan bertarung dengan musuh mereka.


"Emang brengsek lo Kai!"

______

Jeff memasuki pekarangan rumah Sherra dengan dengan sebelah kaki yang pincang akibat pertarungan. Entah apa yang lelaki itu pikirkan hingga memilih untuk menghampiri Sherra daripada pergi kerumah sakit. Lelaki itu mengetuk ngetuk pintu namun tak ada panggilan dari sana. Ia pun mencoba menarik kenop pintu dan berhasil terbuka.














































































































































"Sherra!"

Baru saja Jeff melangkah kedalam kamar ia sudah disambut dengan Sherra yang terjatuh dari kasur. Memaksakan dirinya ia langsung menghampiri Sherra, menepuk nepuk pipi gadis itu namun sang empu menolak untuk bangun.

Dengan langkah terseok ia pun mencoba menggendong Sherra lalu menidurkan gadis itu keatas kasur sambil tangannya merogoh ponselnya dari balik saku.

"Hallo? Dokter tolong datang ke alamat yang saya kirimkan!"

"Sekarang!"

_______

Sedangkan di sebuah pemakaman baru terlihat seorang pria paruh baya tengah memandangi batu nisan dengan tahnahnya yang belum mengerimg. Pria itu berjongkok seraya mengusap nisan teraebut denfan penuh kesenduan.

"Maaf Dinda"Lirihnya.

"Aku baru kembali sekarang"

Bahkan setelah belasan tahun terlewati. Gangga Abraga baru menyadari jika kepergiannya menorehkan duka yang sefatal ini.

------

TOXIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang