Toxic Series-50

5.8K 280 27
                                    

Dihadapan hamparan danau yang tenang. Surai Caca berterbangan bersama dengan ujung roknya yang terbawa angin. Gadis itu berdiri untuk menunggu. Menunggu seseorang yang hadirnya tak pernah kabur dalam pikirannya.

Kenangan demi kenangan terus terajut bersama dengan cerita serta kata yang terlontar. Terlalu dini untuk ia melakukan kesalahan drngan jujur pada cinta.

Namun rasanya, terlalu lama ia memendam rasa. Ia tak ingin menyesal untuk kedua kalinya.

"Udah lama?" Suara Kai memecah fokus Caca yang kini berbalik.

"Baru 10 menit yang lalu"

Kai mengangguk kecil langsung mendudukkan dirinya di hamparan rerumputan. Caca pun sama, gadis itu ikut menjatuhkan dirinya sambil menselonjorkan kaki, menutupi kulitnya dengan rok panjang yang ia kenakan.

"Langitnya bagus"

"Hm, senja emang gak pernah gagal"

Basa basi mereka tak lebih dari lalu lama. Kai akan membawanya pada pembukaan kata yang nyaman.

"Kai sebenernya, alasan aku ajakin kamu kesini untuk ngobrolin sesuatu"

"Apa?" Kai menyodorkan satu cup kopi kesukaan Caca.

Gadis itu terlihat ragu namun disisi lain juga kelu jika harus mengungkapkan apa yang melekat di benaknya selama ini.

"Kai kamu pernah jatuh cinta gak?"Kai terdiam. Memandangi air danau yang tenang.

"Pernah"Kai menoleh.

"Kenapa lo nanya gitu?"Caca menggeleng pelan.

"Enggak sih cuman penasaran aja"Kekehnya. Kai beroh ria.

"Menurut kamu salah gak sih kalau jatuh cinta ke seseorang yang gak bisa kita milikin?"

"Selagi lo gak merasa tersiksa dengan itu. Bagi gue sah sah aja" Caca menyetujuinya dalam hati. Keraguan dalam diri Caca seolah hilang seperkian detik. Gadis itu lalu mengusap telapak tangannya sendiri, menyusuri warna langit yang hampir kehilangan birunya digantikan dengan senja. Lalu beralih pada air danau yang kehijauan.

"Kalau seandainya ada yang suka atau bahkan cinta sama kamu, perasaan kamu gimana?"

"Ah yakali ada yang suka sama cowo kek gue" balasnya bercanda. Sedangkan Caca menatap penuh kekaguman.

"Ada"jawab Caca tak melepaskan tatapannya dari wajah tampan tersebut. Kai pun menolehkan kepalanya hingga kini netra mereka saling bertubrukan

"Siapa?"

"Aku" jawab gadis itu tepat saat sinar senja menerpa mereka.

______

Jam jam terlewati. Perjalanan Sherra kali ini sangatlah jauh tanpa mampu berhenti. Ketakutan dalam hati terus menghantui. Apa yang telah Jeff lakukan kali ini berhasil menekan mental Sherra hingga tak ada cara lain lagi selain kembali.

Menyerahkan diri.

Menarik segala kata perpisahan agar lelaki itu mau menarik satu bukti penghancur hidupnya. Wajahnya sudah pucat pasi, langkah kaki ringkihnya turun dari bus sambil menatap kelu pada jalanan di depannya.

Jalanan senja ini seolah menjadi bukti. Betapa Sherra ingin mengakhiri ini. Hanya berbekal uang tabungan yang harusnya ia pakai untuk memeriksa kondisi bayinya. Ia kembali melangkahkan kaki di kota ini. Kota penuh luka yang sebenarnya tak ingin ia tinggali. Untuk kesekian kali.

"Aku gabisa... "gumamnya.

Dirasa lelah. Bahunya tak sanggup untuk menahan beban lebih lama lagi. Pikirannya terus melayang pada masa depan yang mungkin terjadi. Apabila ia kembali ke kehidupan Jeffranz.

TOXIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang