Toxic Series-32

6.5K 303 12
                                    

"Kalo nanya perihal keinginan, gue cuman pingin jadi bayi. Biar gak ngerti rasa sakit"

_______

Caca berjalan memasuki pekarangan rumah Kai dengan genggaman yang tak lepas dari lelaki itu. netranya terus mengeksplor rumah besar yang tak asing.

Bahkan semakin masuk kedalam semakin Caca mengenali jika rumah ini mirip atau mungkin rumah milik tunangannya sendiri.

"Ini rumah kamu?"Kai bergumam sebagai jawaban.

"Iya, kenapa? Sorry sepi soalnya nyokap sama bokap gue lagi keluar kota" Caca menganggukkan kepalanya.

"Kamu tinggal disini sendiri?" Kai menoleh, langkah mereka terus menelusuri kedalam ruangan lebih tepatnya melewati ruang tamu dan ruang tengah.


"Gue tinggal bareng sodara gue" Caca terpaku sebentar. Pikiran gadis itu mengelana. Tak mungkin jika dunia sesempit daun singkong semata.


"Cowo?"

"Iya cowo. Kok lo tau sih?" Caca menggelengkan kepalanya lalu terseyum kecil.

"Cuman asal nebak aja sih" Keduanya pun kembali menelusuri tumah berukuran besar tersebut. Caca benar benar melihat secara detail seluruh barang barang disana. mencocokan dengan ingatan tentang rumah tunangannya. Masih denial, tidak mungkin Kai dan Jeff berasal dari satu keluarga yang sama.

Secara semenjak ia bertunagan dengan Jeff pun,Kai tak pernah ada disana. Namun dari rumah ini, kenapa perasaannya tiba tiba dilanda gusar?


Apalagi saat mereka melewati meja makan. Dimana beberapa bulan lalu saat peresmian pertunangan Caca duduk di salah satu kursi disana. Masih dengan motif taplak meja yang sama dan seluruh desain di sekelilingnya.


Semakin kedalam. Caca semakin yakin dengan persepsinya sendiri.


"Kamar tamunya diatas" ujar Kai. Caca terhenyak dari lamunannya.

"Oh, oke" Keduanya menaiki satu persatu undakan tangga. Awalnya semua hening karena tak ada satupun diantara mereka berbicara. Hingga sampailah di kamar tamu yang Kai maksudkan.

Lelaki itu langsung membuka pinyu dan mempersilahkan Caca untuk masuk. Caca melamgkah perlahan sambil mengeksplor interior kamar yang terlihat mengesankan.

"Lo santai dulu aja, gue mau mandi abis itu kita makan malem di bawah" Caca membalikkan tubuhnya lalu mengangguk sedangkan Kai tersenyum simpul sebelum akhirnya menutup pintu. Membiarkan Caca beristirahat sementara.


Bersamaan dengan pintu yang tertutup Kai yang hendak mengambil air minum di dapur tiba tiba dikejutkan dengan suara seseorang berlari di lantai bawah. Dengan penasaran ia pun melirik ke sumber suara yang ternyata berasal dari pembantu mereka yang berlari terbirit birit menuju kolam renang. Sambil memegangi gelasnya Kai terus melirik kearah pembantunya yang kini tengah membersihkan lantai Kolam lalu kemudian berjalan menghampiri dapur sambil membawa alat pelnya.



"Bi ada apa? Kok keliatannya rusuh banget" celetuk Kai menahan pembantunya.

"Oh itu den, tadi saya disuruh bersihin lantai kolam sama Den Jeff" kening Kai mengkerut.

"Dia balik?"


"Iya sambil bawa cewe lagi" bisik pembantu tersebit yang memang sudah dekat dengan Kai sebelumnya. Karena dirumah ini selain bibi pembantu dan ayahnya tak ada yang benar benar menerima Kai.

"Terus sekarang dia kemana?" tanya Kai basa basi walau sebenarnya tak peduli.

"Di kamar Den. Soalnya tadi cewe temennya den Jeff jatuh ke kolam" netra Kai terbelalak.

TOXIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang