Toxic Series-22

7.6K 361 30
                                    


Semesta mungkin menakdirkan Sherra untuk menderita. Buktinya dari bagaimana Jeff selalu saja memanggilnya untuk mendekat padahal Sherra sudah berusaha untuk mundur. Lelaki itu bertindak seolah menginginkan Sherra dengan amat sangat tanpa memberi hatinya.

Sherra membuka pintu apartemen Jeff setelah lelaki itu memberi intruksi Sherra untuk memasuki ruangan tersebut. Langkahnya terasa berat namun Sherra harus tetap kuat.

Ia sendiri yang masuk ke kandang harimau. Jadi harusnya ia juga menerima konsekuensinya untuk terjebak disana.

Klik

Tepat saat pintu apartemennya tertutup tiba tiba saja ia merasakan sesuatu menyentuh pinggangnya lalu helaan nafas hangat yang menyalu leher jenjangnya.

"I miss you" Sherra membatu. Kepalanya bergerak canggung saat suara parau itu memenuhi indra pendengarnya.

"Jeff ada apa kamu manggil aku kesini?" Tanya Sherra. Jeff mencium leher gadis itu sebelum akhirnya bersuara.

"Duduk dulu, gue udah siapin sesuatu buat lo" Lelaki itu kemudian membimbing Sherra kemeja makan dengan cara merangkul pinggangnya lembut. Sherra hanya bisa mengikuti alur permainan Jeff seraya mengabaikkan tanda tanya besar di benaknya.

Jeff terasa berbeda.

Lelaki itu menyentuh pundak Sherra untuk duduk di salah satu kursi meja makan dimana sudah ada satu piring berisi puding caramel kesukaan gadis itu.

Netranya membola seraya melirik kearah Jeff yang ikut mendudukkan dirinya di sebrang gadis itu.

"Ini kan makanan kesukaan aku" ujar gadis itu antusias.

"Kamu tau darimana kalau aku suka puding caramel?" Jeff menatap gadis itu. Sebenarnya semenjak dulu Sherra mengejarnya seperti orang gila. Diam diam Jeff selalu mengingat apa saja yang menjadi kesukaan gadis itu karena memang Sherra sering mengulangi ucapannya.

Seperti gadis itu yang menyukai warna biru. Dan sangat mencintai buah anggur.

Selain itu, Sherra juga obses dengan lipstik berwarna nude ataupun peach. Dapat terlihat dari bibirnya yang selalu terlihat merona.

Dan hal hal dasar tentang diri gadis itu. Jeff yang memang pada dasarnya memiliki ingatan yang kuat membuat ia drngan mudah hafal apa yang menjadi kesukaan Sherra seklalipun Jeff tak punya rasa pada gadis itu.

"Lo pernah cerita" Jawab lelaki itu ikut menyuapkan pudingnya.

"Jadi, kamu selalu ngedengerin cerita aku ya?" Jeff mengangkat wajahnya.

"Maybe, yes" Hati Sherra menghangat begitupun pipinya yang memerah. Ternyata Jeff diluar dugaannya. Sherra pikir selama ini Jeff mengabaikannya. Rupanya,...

"Lo cerita hampir tiap hari" Sherra mulai meyendok puding caramel tersebut lalu menyuapkannya ke mulutnya.

Jeff terus memperhatikkan wajah Sherra yang berseri menikmati puding tersebut. Bahkan badannya ikut bergoyang goyang pertanda makanannya enak. Seperti gadis kebanyakan.

Tapi kali ini. Jeff benar benar menyukai reaksi Sherra yang begitu cerah dan ceria

Sorot yang akhir akhir ini tak Sherra tunjukkan padanya.

"Cantik" Sherra mengangkat wajahnya tanpa sadar berpandangan langsung dengan Jeff yang terus memandangnya.

"Cantik?"Jeff menyelipkan rambut Sherra yang menghalangi wajah gadis itu.

"Lo cantik" Netra Sherra membulat bersamaan dengan pipinya yang bersemu.

"Jeff.... Kamu gak sakit kan?"

TOXIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang