Toxic Series-41

5.5K 306 9
                                    

"Kai... Aku kangen kamu"

Semesta sebercanda itu padanya. Setelah sayap Kai dipatahkan beberapa kali. Sahabatnya itu datang dengan penuh pengharapan baru. Bahkan kini seraya menunjukkan wajahnya yang penuh luka.

Dengan bodohnya pun. Bukannya melepas cekalan Sherra. Kai justru terdiam kau. Setengah hatinya tak memapu untuk memberi penolakan pada gadis itu. Egonya menyuruh Kai untuk memeluk gadis itu, karena bagaimana pun ia tau rasanya di tolak. Dan ia tak mau Sherra merasakan sakit yang sama.

"Mau apalagi Sher? Apa belum cukup kamu menghancurkan perasaan aku?" Gadis itu terdiam. Perlahan melepas cekalannya lalu bangkit berdiri.

"Kai, tolong ijinin aku untuk ceritain semuanya. Setelah itu kamu bebas membenci aku sepuas kamu" Ujar Sherra. Kai menghela nafasnya pelan. Menerima permintaan gadis itu dengan mudahnya.

Hingga seluruh cerita luka mengalir begitu saja. Tentang Sherra yang sejak awal kehilangan akal karena cinta hingga berani menyerahkan dirinya, kesehatan sang mama sampai obsesi Jeff yang menghancurkan dirinya hingga seperti ini. Sepanjang cerita Kai sama sekali tak bersuara. Sedangkan Sherra sudah mengalirkan air mata, gadis itu bahkan memegang kedua tangan Kai kuat seolah menahan lelaki itu untuk mendengar kenyataan tentang hidupnya.

"Aku tersiksa Kai, aku gamau hidup kaya gini"

Jujur Kai tersentuh bahkan dibuat iba dengan cerita Sherra dan netra gadis itu yang tak henti hentinya menangis. Selama ini Kai pikir ia adalah orang yang paling dekat dengan Sherra. Rupanya, ia adalah yang terasing.

Gadis itu bahkan menderita. Tapi Kai tak pernah melihatnya. Begitu pintarkah Sherra menyembunyikan lukanya? Hingga Kai seolah tak berguna menjadi sahabat untuknya?

"Bukankah kamu mencintainya?" Tanya Kai kala Sherra menceritakan tentang perlakuan Jeff yang semakin gila terhadapnya.

"Dulu mungkin iya. Tapi semakin lama rasanya aku hanya dijadikan boneka Sex Semata" Lirih gadis itu melepas genggamannya. "Aku bahkan udah gaada harganya"

Kai kecewa. Sangat kecewa kala mendapati fakta jika Sherra menyerahkan segalanya pada cinta masa muda yang semu. Yang tak lain dan tak bukan adalah saudara tirinya sendiri. Dikala Kai mati matian menjaga gadis itu.

Ia jadi menyesal pada Mama Dinda karena tak bisa menjaga Sherra sepenuhnya. Bahkan telat menyadari betapa rapuhnya gadis itu.

"Dan sekarang, aku hamil" Kai memandang Sherra dalam.

"Tapi Kai. Aku gamau bayi ini lahir" Netra Kai terbelalak.

"Aku akan menggugurkan bayi ini. Aku gak menginginkannya"Kai langsung mengguncang tubuh ringkih cinta pertamanya itu.

"Kamu gila?!" Bentak Kai. Sherra terisak lalu menggeleng pelan.

"Aku gamau hamil anak iblis itu Kai.... Aku gamau terjebak sama dia selamanya" Tangis lirihnya benar benar menyayat hati Kai. Rasanya perih hingga Kai ikut sesak dibuatnya.

"Aku gamau... Aku pingin bayi ini mati biar aku bisa pergi... "









Grep.

Kai merengkuh tubuh rapuh itu. Membawanya kedalam pelukan hangat nan menenangkan, walaupun tangisnya masih belum reda namun Kai tak ingin melepas rangkulannya. Anggaplah membagi Luka, Kai ingin Sherra membagikan bebannya padanya. Agar tak hancur sendirian.

"Aku pingin nyusul Mama di surga"

"Jangan.... Jangan pergi Sherra" Bisik Kai mengusap surai panjang gadis itu. Dadanya terasa basah pertanda sang empu masih menangis disana.

TOXIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang