Toxic Series-54

4.4K 166 0
                                    

"Jadi?...."

"Saya minta maaf Om. Karena tidak bisa menjaga Sherra"

Gangga mengusap wajahnya saat cerita Kai mengalir besama raut wajah sedih Mona dan Zara. Kai datang tepat dimalam hari setelah lelaki itu menyelesaikan urusannya. Sedangkan Gangga dan dua rekan Sherra yang lainnya aidah menunggu dari pagi.

Kai yang memang dasarnya pernah bertemu dengan Gangga beberapa waktu lalu pun seketika dilanda keterkejutan luar biasa. Lelaki itu masih tidak menyangka jika ayah dari Caca adalah orang yang sama dengan orang yang meninggalkan Sherra dalam penderitaan. Dunia sesempit ini pikirnya.

"Jadi, Sherra begini karena dia?"Kai mengangguk.

"Saya sudah berusaha untuk mrnjauhkan Sherra tapi dia selalu punya cara untuk membuat Sherra kembali"ujar Kai pada Gangga yang ikut terkejut dengan situasi ini. Ayah mana yang tak kecewa mendapati putrinya hancur karena lelaki?

Semua karma yang Gangga berbuat rupanya langsung jatuh pada putrinya. Jika tau akhirnya akan seperti ini harusnya Gangga bisa menjauh dari keluarga Sinta. Tak terus berjalan ditengah dosa mereka.

Bahkan kini disaat Sherra mengalami kehancuran selepas kepergian Dinda. Gangga sama sekali tak ada disana.

Posisinya sebagai ayah hanyalah panggilan tanpa aksi. Yang ikut menjerumuskan putrinya dalam proses penghancuran diri.

Gangga menghela nafas kasar sambil mengusap usap kepalanya frustasi. Sekarang apalagi yang harus ia lakukan?

"Kai, apa yang harus saya lakukan sekarang?" Keluarga pertamaya hancur begitupun keluarga keduanya. Gangga tak bisa memilih harus mengorbankan siapa karena mereka sama sama berantakan.

"Bawa Sherra pergi Om. Hanya itu cara satu satunya agar Sherra bisa hidup lebih baik"saran Kai. Setelah banyaknya pembahasan yang mereka berdua dengar serta ungkapkan salah satu cara tepat adalah dengan cara membawa Sherra pergi dari negri ini. Dengan mengubah identitas diri lalu hidup layaknya semilir angin yang bebas.

Keduanya bekerja sama untuk sebuah kebahagiaan. Dimana Sherra harus terlepas dari penjeratnya, Jeff ataupun semua rasa yang lelaki itu punya.

Mereka. Gangga, Kai, Mona dan Zara mulai saat ini akan berjalan sesuai rencana. Untuk misi membuat Sherra pergi dari sini. Dan membahagiakan gadis itu sesuai dengan mimpinya.

_______

Pesta kelulusan yang Jojo buat pun dimulai. Lelaki gondrong itu mengundang banyak teman dan menyewa satu club untuk semalam. Jeff sahabatnya yang sudah ia nanti pun datang dengan stelan hitamnya.

Pasbara dan para juniornya ikut berpesta drngan meriah. Merayakan kelulusan diatas penderitaan banyak orang. Jeff menegak dua gelas minuman namun masih tersadar, Jojo yang melihat hal itu langsung mengisyaratkan beberapa wanita penghibur yang sengaja ia pesan untuk menyenangkan teman temannya.

Minuman keras dan kesenangan dunia sudah ia persiapkan sedemikian rupa. Jojo benar benar menciptakan kebahagiaan untuk akhir masa remaja mereka. Tanpa melepas ponsel di tangannya.

"Selamat menikmati kehancuran lo. Jeffranz" gumamnya penuh seringai.

Atas semua rasa sakit adiknya yang pernah lelaki itu torehkan. Demi tuhan, Jojo akan membalasnya.

Menghancurkan Jeff sebagaimana lelaki itu menghacurkan adiknya demi wanita murahan yang juga putri dari awalan luka yang keluarga mereka terima.

Jeffranz.
Sherra, dan
Dinda.

Adalah tiga nama yang audah membuat dunia Jojo dan Caca hancur berantakan. Maka ia akan menghancurkan ketiganya. Membalas semua air mata serta kejahatan sang ibu yang menginginkan sebuah cinta hingga mengorbankankan keluarganya.

_______

Keesokan harinya



Sedangkan di kediaman Altair Jena dan Jerome sedang menikmati sarapan mereka. Setelah menguruskan dokumen dokumen keberangkatan Kai ke Australia beberapa hari lagi. Kai duduk diantara kedua orang tuanya. Dimana Jena sudah mengurus semua kebutuhannya di Australia dan ayahnya sudah megirimkan banyak uang untuk kepindahannya.

"Kamu akan tinggal di salah satu apartemen milik Papi"

"Ya, terimakasih Pi"

"Lalu gadis itu? Bagaimana kondisinya?"tanya Jena seraya membereskan alat makannya.

"Kondisinya semain memburuk" Kening Jena berkerut.

"Sebenarnya dia sakit karena kecelakaan. Dan sampai sekarang dia sama sekali belum sadar" Jena merasa terancam dengan kabar terseut sedangkan Jerome merasa simpati dengan apa yang terjadi.

"Kecelakaannya parah?" tanya Jena.

"Ya, dia mengalami beberapa patah tulang dan cedera kepala"

"Pasti butuh waktu lama untuk pemulihannya"ujar Jerome. Kai mengangguk.

"Kalau begitu"Jerome menggantungkan ucapannya sambil memandang keduanya bergantian.

"Tinggalkan dia" Netra Jena terbelalak.

"Apa?"

"Kita tidak punya watu lagi untuk menunggu. Lagipula mau sampai kapan? Kecelakaan butuh waktu pemulihan berbulan bulan sedangkan pendidikan Kai akan dimulai sebentar lagi"

"Waktu kuliah Kai dimulai 3 bulan lagi kita tidak bisa meninggalkan gadis itu sendiri tanpa Kai disini" Sirat akan peduli namun pada Faktanya haya untuk membuat Sherra pergi dari hadapan putranya. Jerome memandang istrinya aneh.

"Sejak kapan kamu peduli pada orang lain?"Jena termangu.

"Memang apa salahnya?"tanya Jena. "Bukankah kamu sudah berjanji untuk membantu pendidikannya kan?"

"Ya, saya bisa membantunya untuk bersekolah disini"Kai menatap Jena yang penuh dengan ketakutan di matanya.

"Dan kamu akan tetap berangkat minggu ini. Tanpa bantahan Helmi Kairav!"

Kai menundukkan kepala. Ia tak bisa membantah sang ayah karena semua hal yang telah ayahnya lakukan. Dan hanya bisa mengangguk menuruti walau dalam hati ia ingin pergi bersama Sherra, membawa gadis itu bersamanya agar hidup dengan aman.

Namun kini, ia harus belajar melapangkan dada. Karena sebentar lagi ia akan pergi. Sendiri.

Tanpa Sherra di genggamannya.

"Sher... Aku harus bagaimana?"gumamnya pada foto Sherra di samping kopernya yang sudah tertata rapi.

------

TOXIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang