Semesta menghadirkan bahagia bersama luka. Namun luka yang terus menerus menghantam tubuh yang rapuh dapat menghancurkan. Menghancurkan asa, raga bahkan jiwa.
Tadi pagi saat Sherra kembali kerumah sakit untuk mengecek keadaan ibunya. Dengan penuh senyum bahagia, berharap sang ibu akm sembuh seperti sedia kala. Namun ternyata, yang ia dapati adalah sebuah kenyataan pahit.
Sherra yang saat itu membuka pintu kamar rawat langsung mendapati ibunya masih memejamkan mata. Semuanya tak adayang berbeda sampai saat gadis itu menggerakkam tangan ibunya. Dadanya tak naik turun seperti sedia kala bahkan bibirnya memucat kebiruan. Gadis itu langsung memanggil suster dan dokter sambil histeris. Jeff yang kebetulan ada disana juga ikut menenangkan gadis itu. Namun Sherra seolah memberontak.
Keadaan ibunya tak baik baik saja!
Tak ada nafas....
Tak ada kehidupan...
"Mohon maaf, pasien dinyatakan meninggal"
Netra Sherra terbelalak. Air matanya tak terhanakan, gadis itu menangis meraung sambil menggerakkan tubuh ibunya.
"MAMA BANGUN MA!!"
"MAMA BANGUN! LIAT SHERRA MA!!"
"JANGAN TINGGALIN SHERRA!!"
"Ma.... Sherra mohon....Bangun Ma.... "
"Ma.... " suaranya melemah. Memorinya mukai betputar pada kehidupan masa kecil mereka dimana Mama Dinda selalu melakukan yang terbauk untuknya. Memasakkan makanan kesukaan Sherra aekalipun hidup mereka kesusahan. Selalu menjadi pendengar setia dan merangkul Sherra dalam keadaan apapun.
"Sherra mau makan apa hari ini?"
"Sherra bangun sayang udah siang"
"Anak mama jangan nangis lagi ya, gapapa kalau temen temen Sherra gak suka Sherra. Masih ada Mama, Sherra kesayangan Mama"
"Kata siapa Sherra jelek? Sherra itu anak Mama yang paaaliiing Cantik. Jagan sedih lagi ya...."
"Sherra, dewasa memang tidak menyenangkan. Tapi Sherra harus tetep bahagia ya? Gapapa kalau harus sakit sebentar asal bangkit lagi. Oke?"
Gadis itu teringat akan wajah ayu mamanya yamg tak pernah menunjukkkan kesedihan sekalipun perih kehidupan mereka rasakan. Mama Dinda selalu berusaha tegar di depannya. Namun kini senyuman itu tak ada lagi.
Takkan ada yang menguatkan Sherra untuk makan lagi.
Tak ada yang menguatkan Sherra lagi.
Tak ada yang merangkul Sherra saat sendiri.
Dan tak ada alasan Sherra bertahan di dunia ini.
Tuhan lebih menyayangi ibunya lebih dari apapun.
_______
Pemakaman.
Akan menjadi destinasi terakhir untuk para manusia. Pemakaman mendengar banyaknya isak tangis dan perasaan duka yang mendalam. Sherra hanya sanggup menatap kosong pada batu nisan milik ibunya.
Setelah ia melakukkan apapun. Memyerahkan apapun untuk kesembuhan ibunya. Ibunya sama sekali tak bisa kembali.
Yang ada hanya penyesalan. Sherra bahkan belum sempat membahagiakan ibunya. Membanggakannya tapi tuhan punya rencana lain.
Kini apa yang ia lakukan?
Pelitanya telah pergi.
"Sher.... " Zara memeluk pundaknya, menyandarkan kepalanya disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC SERIES
Teen Fiction"I think I'm addicted to your body"-Jeffranz Altair- Sherra menyesali keputusannya malam itu. Malam dimana ia menyerahkan tubuhnya pada cinta pertamanya---Jeffranz Altair si Perisai PASBARA yang terkenal dingin dan kasar. Sherra menyesal. Karena set...