Toxic Series-43

5.1K 256 5
                                    

"Besok aku jemput disini ya?"

Sherra menatap Kai dengan sorot yang sulit diartikan. Genggaman tangan mereka belum terlepas padahal mereka telah sampai di pekarangan rumah Sherra. Bahkan Kai terus menggenggamnya erat kala Sherra hendak memasuki rumah. Seolah ragu untuk meninggalkan gadis itu sendirian.

"Kai apa aku beneran bisa kabur?"gumam Sherra ragu. Namun Kai segera memegang pundak sahabatnya itu penuh keyakinan.

"Pasti, kita harus pergi dari sini"katanya. Kai berniat untuk kabur menemani Sherra. Persetan dengan ayahnya, ia rela membuang seluruh kehidupannya di kota ini asalkan Sherra hidup dengan aman. Bahkan jika seliruh dunia membencinya Kai tak apa asalkan Sherra selalu berada di dekatnya.

Sherra menyentuh permukaan pipi Kai. Mengusapnya lembut.

Demi tuhan, ia sangatlah bodoh karena tak pernah bisa menjatuhkan hati pada lelaki baik di depannya. Sherra menyesal telah menyia nyiakan Kai yang selalu ada untuknya.

Kai yang selalu memaafkannya.

Dan Kai yang selau menerimnya. Bahkan dalam kondisi terpuruk pun Kai sama sekali tak pergi.

"Kai, terimakasih" ujarnya lembut seraya mengelus petmukaan pipi Kai dengan jemarinya.

Kai merapatkan tubuhnya pada gadis itu. Memegang pinggangnya dengan lembut, membawa Sherra dalam dekapan yag tak erat namun sangat dekat hingga kini wajah mereka hanya berjarak kurang dari 10 centi saja.

"Sher..."panggil Kai parau.

"Jangan berterimakasih"lanjutnya menatap netra hazel itu dalam.

"Udah tugas aku untuk melindungi kamu" Jawabnya. "Kamu cintaku Sher, apapun akan aku lakukan demi kamu"

Netra Sherra terbelalak. Semua hal yang ia takutkan benar benar terjadi. Kai jatuh cinta padanya, sorot matanya tak bohong. Kai selalu menatapnya penuh damba namun tak menggila seperti yang Jeff lakukan padanya. Kai cenderung tenang, mencintai Sherra dalam diam.

Bahkan Kai dapat menyimpan laranya kala Sherra bilang jatuh cinta pada orang lain. Tanpa membenci Sherra setelahnya.


"Kai, aku... "

"Kamu gak salah Denger Sherr" Lelaki itu tersenyum kearahnya. Netra Sherra berkaca kaca. Ia kemudian memeluk leher Kai erat. Kai pun demikian ada perasaan lega kala lelaki itu berhasil mengutarakan rasa yang selama ini ia pendam mati matian.


"I love you"Bisik lelaki itu pada telinga Sherra.

"Maaf telah menodai persahabatan kita" Sherra menggelengkan kepalanya. Persahabatan mereka tak ternoda justru rasa adalah penguat untuk keduanya. Kai tak salah karena telah mencintainya, justru Sherra merasa berharga bisa dicintai oleh lelaki setulus Kai di hidupnya.

Andai waktu bisa terputar kembali, maka ia lebih memilih untuk menjatuhkan hati pada Kai-sahabat yang selalu mencintainya.

Ya, andai saja tuhan memberinya kesempatan untuk kembali ke masa lalu.

"Kai, terimakasih" kata Sherra tersenyum simpul. Ada perasaan membuncah kala Kai menatap wajah itu lama. Wajah yang sedari dulu ingin ia rengkuh, ia ciumi setiap hari.

Demi Tuhan, Kai ingin membahagiakan Sherra.

Bagaimana pun caranya.

"Sher... "Netra keduanya bersibobok. Kai lalu memegang sisi wajah Sherra, gadis itu pun demikian. Memegang telapak tangan besar Kai di pipinya sembari mengusapnya lembut penuh perasaan.

TOXIC SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang