4. Last Twin Brother

3.5K 537 76
                                    

Hai hai haii apakabar kalian??

Sekali lagi aku ucapin terima kasih buat kalian semua yang dukung cerita ini dan mau nunggu updatee💖💖

Aku bakal usahain buat update cepet, doain semoga lancar yaa 🤧✌️

Oke tanpa lamaaaa

Happy reading!!

Ohiyaa kasih tau ya kalo kalian nemu typo✌️

🌒🌒🌒

Matahari menyingsing naik pagi ini. Sangat cerah seakan menyambut semua murid untuk memulai hari pertama mereka. Lavender sudah bangun daritadi, diikuti Azura dan sekarang mereka sedang bersiap. Mereka tak melihat Dixie pagi ini, ranjangnya kosong dan sudah terlihat rapi sehabis dibersihkan. Sepertinya gadis Vampire itu sudah berangkat pagi-pagi sekali.

"Hm, Azura?" Panggil Lavender pelan. Azura yang sedang mengenakan vest seragamnya menoleh.

"Bisa kau antarkan aku ke kelas Mr. McGregor nanti? Dia tidak mencantumkan letak kelasnya di daftar."

Azura mengangguk. "Tentu. Mr. McGregor memang tidak memberitahu ruang kelasnya pada murid tahun kedua hingga atas, ia sengaja membuat murid tahun pertama untuk selalu mengingat ruangannya." Jelas Azura.

Lavender menganggukkan kepala mengerti dengan tangan yang sibuk memasang dasi dilehernya.

"Dia tidak pernah mengganti ruangannya?" Lavender cukup terkejut menyadari hal itu. Azura kembali mengangguk dan membalas, "ya, dia selalu menggunakan ruangan yang sama selama puluhan tahun ia mengajar."

Mr. McGregor yang mereka maksud adalah salah satu guru di Sharpenes. Beliau seorang lelaki paruh baya yang sudah berambut putih yang mengajar kelas Psychology. Kelas yang mengajarkan tentang ilmu jiwa dari masing-masing mereka.

Kelas Psychology merupakan kelas pertama Lavender hari ini yang ternyata juga sama dengan Winter, gadis peri seperti dirinya. Mereka sudah berkenalan dan mengobrol pendek kemarin setelah Delancy, Sang Putri kembali masuk ke kamarnya.

Sedangakan Azura memulai hari pertamanya dengan Ilmu Sihir.

Lavender mengambil jubah pendeknya yang masih tergantung dan mengenakannya. Di Sharpenes mereka memang diwajibkan untuk mengenakan semua atribut seragam dengan lengkap. Seragam mereka berbeda tiap musimnya dan karena sekarang tengah musim gugur mereka mengenakan seragam yang cukup tebal. Musim gugur disini tak kalah dingin dengan musim dingin bersalju.

Kemeja putih sebelumnya sudah mereka lapisi dengan vest biru gelap sebelum menutupnya dengan blazer dengan warna hitam gelap. Seragam yang dikanakan semua murid Sharpenes memang diproduksi oleh Bibi Moroe dan pekerjanya. Beliau penjahit paling terkenal dinegeri ini.

Dan alasan mengapa Lavender dan Bibi Moroe berhubungan dekat adalah mereka dulunya bertetangga saat masih tinggal di Winterfall sebelum Bibi Moroe pindah dan menjadi penjahit besar di Cassiopeia. Luas wilayah Winterfall yang lumayan sempit membuat beberapa Klan hidup membaur dan berdekatan.

Keduanya sama-sama mengenakan sepatu hitam mereka dan menggendong tas serta buku dikedua tangan sebelum keluar dari kamar.

"Hai!" Amora tiba-tiba datang dan mengambil tempat ditengah-tengah antara Lavender dan Azura. Gadis itu tersenyum cerah dengan Tuesday dan Winter yang berjalan dibelakang mereka.

"You look good in that outfit." Puji Amora. Lavender tersenyum kecil, "terima kasih," katanya.

Jalan menuju bangunan sekolah sebelumnya tidak pernah dilalui Lavender karena letak bangunannya berada di depan bangunan asrama mereka. Sedangkan ia masuk dari gerbang dibelakang asrama sehingga ia belum melihat gedung Sharpenes sama sekali.

CassiopeiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang