19. Two Faces

1.7K 291 36
                                    

vote dan komen dulu sebelum baca yaa ❤️✨✨

Happy Reading Chapter 19!

🌒🌒🌒

"Mereka satu tenda dengan kita." Bisik Winter padanya.

Tuesday mengangguk karena tentu walau bagaimanapun ia tentu tak bisa menolak. Apalagi ada Delancy disana.

Mereka semua mulai membawa masuk semua barang dan kebutuhan mereka kedalam tenda. Disana sudah tersusun rapi lima kasur lipat disebelah kanan dan lima disebelah kiri tenda. Ditengah-tengah ada satu meja dan empat tempat duduk busa.

"Aku paling malas jika kamar mandi berada jauh seperti ini!" Gerutu Leona lalu meletakkan tasnya dengan kasar keatas tempat tidur.

Kamar mandi yang akan mereka gunakan berjarak beberapa meter dari tenda mereka yang memang dibangun khusus untuk sekolah-sekolah yang melakukan perhalanan kesini. Selain bangunan kamar mandi, ada bangunan cukup luas yang menampung berbagai jenis bahan makanan yang bisa mereka kosumsi selama berada disini.

"Jangan terus-menerus mengomel." Sindir Dixie yang mendapat lirikan tajam dari Leona.

Gadis itu menoleh cepat pada Delancy yang berdiri dibalik jendela kecil tenda, memerhatikan bagian luar.

"Apa kau tidak bisa berbicara pada Dr. Gross untuk memberi kita ruangan khusus? Kita tidak bisa betah disini."

Leona masih saja menggerutu membuat Amora berdecak kesal mendengarnya. Sedangkan yang lain memilih diam, begitupun Delancy yang diajak bicara.

"Delancy, kau mendengarku?" Suara Leona naik lebih keras agar mendapat perhatian lebih dari Delancy. Tapi bukannya jawaban setuju, Delancy malah menghembuskan napas dengan keras.

"Apa kau barusaja memerintahku?"

Delancy bertanya dibarengi senyuman manis. Leona yang memang merupakan temannya yang cukup dekat sedikit terkejut lalu berdeham. Mau tak mau duduk diatas tempat tidurnya dengan perasaan dongkol.

"Apa kau lihat-lihat?!" Bentaknya pada Amora. Gadis itu memutar bola matanya dan tak membalas Leona.

Amora berbisik pada Lavender. "Dasar gadis manja."

🌒🌒🌒

Hari sudah menjelas malam saat mereka sudah menyelesaikan semua persiapan barang dan mengatur pembagian tenda serta kelompok perjalanan mereka untuk besok. Sambil menunggu makan malam, semua murid dikumpulkan ditengah-tengah lapangan untuk tradisi keamanan yang mereka lakukan.

Ditengah semua kumpulan murid, berdiri Scorpius dan Delancy bersama Mr. McGregor didekat api unggun. Meja-meja dan bangku sudah ditata untuk makan malam dengan lampu-lampu kecil yang dimantrai agar menggantung diatas mereka.

Scorpius, Delancy serta Mr. McGregor membaca mantra dan semua murid diam mendengarkan hingga suasana menjadi sunyi. Setelah mantra mereka berhasil, api dari api unggun naik keatas mereka dan terjadi ledakan kecil seperti kembang api. Mereka semua tertawa senang menyaksikan itu.

Mantra itu bertujuan agar mereka dilindungi dan tak ada yang bisa keluar atau masuk ke wilayah mereka saat ini tanpa izin. Hingga semua terpantau dan keselamatan para murid terjaga.

Setelah semuanya dirasa beres, makan malam berlangsung. Semua orang berbahagia karena besok mereka akan melakukan perjalanan ke pusat kota Ravenhill yang memang terkenal sangat indah.

CassiopeiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang