11. She

2.2K 419 8
                                    

halooo
chapter 11 siapa nih yang nungguin??
vote komen jangan lupa okeee 🤍🤍
hatihati typo

HAPPY READING!

🌒🌒🌒

Beberapa hari telah terlewatkan sejak peristiwa bulan purnama itu. Semua perlahan kembali seperti semula dengan Vernon yang lagi-lagi dipanggil Sang Ayah ke istana karena kekacauan yang dibuatnya sampai ke telinga Raja.

Lavender duduk tegang dibangkunya saat merasakan aura kuat disekeliling ruangan. Semua orang juga terdiam, tahu siapa yang barusaja masuk ke kelas mereka.

Mr. McGregor yang sedang membaca buku dimejanya menaikkan pandangan yang terbingkai kacamata itu kedapan.

"Yang datang paling akhir selalu ditugaskan untuk menutup pintu bukan?" Suara serak pria tua itu terdengan.

Vernon yang memang baru masuk itu mendengus dan menggerakkan jarinya hingga pintu jati besar itu bergerak menutup.

"Terima kasih, Mr. Auberon."

Vernon tak menjawab, laki-laki itu tanpa berkata menyuruh Elion yang duduk disebelah Lavender untuk berdiri, mau tak mau laki-laki Elf itu bangkit dengan wajah memohon maaf pada Lavender.

Ingat dulu saat Amora berkata bahwa ia harus menghindari laki-laki berbangsa Elf? Kemarin Amora bilang bahwa Elion pengecualian, tingkah laki-laki itu sangat berbeda dari yang lain dan itu juga yang membuatnya mempunyai banyak teman dari bangsa lain.

"Kita dikelas yang sama." Sapa Vernon datar. Lavender yang tentunya masih kesal dengan Vernon tak menjawab dan membuka buku tebal miliknya.

Setelah memastikan lagi bahwa murid-muridnya sudah lengkap, Mr. McGregor bangkit berdiri dan berjalan kebalik mejanya.

"Aku tahu peristiwa beberapa waktu lalu pasti membuat kalian takut dan cemas. Ada yang takut dibunuh oleh teman kalian, dan ada yang takut jika secara tak sadar mereka membunuh temannya," Mr. McGregor menatap Vernon yang merupakan dalang dari semua ini. Tapi tampaknya lelaki itu tak peduli.

"Buktinya, pasien konselingku bertambah banyak dari sebelum malam itu terjadi. Sekali lagi aku mengatakannya pada kalian, jangan ragu untuk menemuiku--" selagi Mr. McGregor menyelesaikan ucapannya didepan, Lavender tak bisa fokus.

Pandangan Vernon yang terang-terangan laki-laki itu berikan membuatnya sedikit risih. Lavender melirik Vernon dan selama sepersekian detik tatapan mereka terkunci.

"Jangan menatapku." Bisik Lavender. Bukannya menurut, Vernon terkekeh pendek. "Aku memerhatikan matamu, bukan kau."

Lavender memutar bola matanya mendengar kalimat itu. "Well, sama saja." Dengusnya.

"Bagiku beda." Balas Vernon. Lavender yang tak ingin berdebat lagi kembali memusatkan pandangannya pada Mr. McGregor yang mulai menerangkan materi pelajaran mereka.

"Mr. Auberon." Tegur Mr. McGregor menyandarkan tubuhnya pada meja dibelakangnya. Matanya menyorot tegas pada Vernon yang ketahuan menatap Lavender sedari tadi.

"Ya?"

"Apa yang kau lakukan saat kau tengah berbicara tapi mereka mengabaikanmu?" Tanya Mr. McGregor.

Vernon terlihat pura-pura berpikir lalu melirik Lavender sekilas sebelum menjawab. "Tentu aku akan marah."

Pri paruh baya itu tersenyum mendengar jawaban Vernon. "Begitupun aku, rasanya sangat tak enak bukan, ketika kau berbicara untuk kebaikan orang itu tapi mereka malah mengabaikanmu."

CassiopeiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang