25. The Crown Prince

1.7K 285 38
                                    

Chapter 25!

Jangan lupa pencet tombol vote sama komen yang banyak yaa ❤️🔥

Selamat membaca!

🌒🌒🌒

"Apa yang harus kita lakukan?!" Pekik Delancy cemas. Gadis itu berjalan kekiri dan kekanan dengan kuku yang ia gigiti.

"Tidak ada, hanya menunggu beberapa detik dan kita akan dipaksa ke istana." Jawab Scorpius. Lelaki itu mengusap wajahnya kasar sedangkan Thunder yang kesal membuang buku itu ke tanah.

"Shit." Desisi Vernon saat lima orang berjubah hitam tiba-tiba muncul disekeliling mereka. Dengan cepat Vernob menyembunyikan mangkuk kecil berisi darah Delancy dan Lavender tadi ke dalam blazer seragamnya.

"Para Pangeran dan Putri diminta untuk ke istana." Ucap salah satu dari mereka.

"Sebentar, aku akan membawanya kembali ke Sharpenes." Yang tadi berbicara tampak menggeleng mendengar permintaan Vernon yang mengarah pada Lavender. Gadis itu masih tertidur ditanah.

Ia lalu menjentikkan jarinya hingga tubuh Lavender perlahan hilang. Vernon membulatkan matanya.

"Kamana kau bawa dia?!" Serunya.

"Kamar asrama, sekarang ikut kami, Yang Mulia."

"Awas saja jika kau menipuku." Si pria berjubah mengangguk seolah mengatakan bahwa ia tidak berbohong.

Mereka tak lagi membantah saat tubuh mereka menghilang dan langsung bertemu dengan salah satu ruangan diistana.

"Sial! Apa Ayah semarah itu sampai mengurung kita disini?!" Thunder menendang pintu jati tebal yang terkunci rapat.

Mereka diletakkan disalah satu ruangan yang sering digunakan Raja untuk mengintrogasi orang-orang yang bersalah. Jika terbukti mereka melakukan kesalahan, maka selanjutnya mereka akan dibawa ke penjara bawah tanah.

"Apa Paman akan mengurung kita di penjara jika tahu itu semua perbuatan kita?" Delancy sudah pucat duduk menyandar pada dinding.

Ketiganya menoleh pada gadis itu. Dengan cepat Thunder duduk disebelah Delancy dan merangkul gadis itu.

"Tidak akan." Imbuh Thunder.

"Ini hanya gertakkan dan mungkin kita akan mendapat hukuman tapi bukan penjara bawah tanah." Sahut Scorpius lalu ikut duduk.

Vernon yang masih berdiri ditengah ruangan pun menghadap pada ketiganya.

"Apa yang akan kita jawab saat Ayah bertanya guna peta itu?"

"Katakan saja kita hanya bermain." Scorpius memutar bola matanya. "Kau pikir Ayah sebodoh itu?"

"Ya sudah, terserah kalian, aku malas berpikir." Thunder pasrah tapi sedetik kemudian tubuhnya tersentak mendapat pukulan dari Delancy.

"Ah! Ibuku pasti mengomel panjang nanti!" Keluh Delancy menendang-nendang udara dengan kakinya.

"Jangan ada yang berebutan saat berbicara nanti, mereka akan curiga dan lebih baik bicara satu-persatu." Ujat Vernon.

Delancy melirik. "Bahkan aku tak berani mengeluarkan suara nanti." Cicitnya.

"Ya, sudah, kau diam saja. Dasar tak berguna." Mengetahui kalimat Thunder mengarah padanya, Delancy melirik laki-laki itu tajam.

"Jika tak ada darahku kalian tak akan bisa membuka peta dan bukunya, bodoh!"

"Hanya darah saja gayamu selangit."

CassiopeiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang