Yey! Selamat udah sampe chapter 20! Makasih buat kalian yg masih setia baca sampai chapter iniii 🥺❤️🙏
Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaa
Sumpah komen kalian bener2 mood bgt, jadi banyakin aja ya komennya ttg apapun spam jg boleh apalagi bicarain cerita atau karakter cerita ini 🙌❤️
Kalo ada typo kasih tau yaa
Happy Reading!
🌒🌒🌒
Pagi menjelang saat semua murid bangun dan memulai hari mereka dengan bersiap untuk mengunjungi Ravenhill. Mereka disuruh membawa tas berisik buku catatan milik mereka jika ada sesuatu yang perlu dicatat agar tak lupa.
Lavender memasang topi rajut dikepalanya agar tak begitu dingin saat di Ravenhill nanti. Jarak dari perkemahan mereka ke pusat kota Ravenhill berjarak kurang lebih lima ratus meter dan mereka semua diharapkan untuk berjalan kaki.
Para peri tampak senang karena mereka bisa menggunakan sayap mereka alih-alih dengan berjalan kaki. Tapi masih menguntungkan Vampire dan Werewolf yang bisa berlari dengan kecepatan diatas rata-rata.
Beberapa murid perempuan tampak seringkali mengeluh apalagi mereka yang dari kalangan atas. Para penyihir juga tampak murung karena dilarang menggunakan sihir mereka agar langsung tiba dipusat kota.
Lavender dan Winter yang sudah mulai agak lelah sudah mengepakkan sayapnya dengan pelan, masih mengiringi teman mereka yang lain.
"Untung saja tidak sedang musim panas, jika ia aku lebih baik melanggar peraturan daripada berjalan kaki dibawah terik matahari." Gerutu Jewel menendang kerikil yang ditemuinya dengan kaki.
"Jika itu terjadi, aku percaya bahwa ekormu akan menjadi kering kerontang." Imbuh Amora dan kembali mengeratkan mantelnya saat angin dingin berlalu sekilas.
"Aku lebih dulu akan berlari menuju danau sebelum itu terjadi."
"Tidak sempat, kakimu jauh lebih dulu berubah menjadi ekor." Amora tertawa saat menadapati wajah cemberut Jewel. "Sebagai teman yang baik kau tak akan membiarkan hal itu terjadi bukan? Bagaimana bisa kau menikmati pemandangan temannya yang tengah matu secara perlahan?" Hewel memasang tampang pura-pura marah pada Amora.
Gadis itu menggeleng. "Aku akan melakukannya agar tak mendengar celotehanmu lagi."
"Kau tega." Decak Jewel kesal. Amora tertawa renyah lalu menggandeng gadis duyung itu. "Hei! Aku hanya bercanda!" Serunya menggoyang-goyangkan lengan Jewel.
"Apa Jewel memang secerewet itu sampai Amora membuat lelucon demikian?" Lavender bertanya dengan berbisik pada Azura. "Ya, secerewet itu, apalagi jika ia mendengar sebuah kabar yang membuatnya terkejut. Bukankah kau sudah mendengarnya langsung saat bulan purnama?" Balas Azura yang membuat Lavender langsung menyadarinya.
"Ah! Kau benar." Katanya lalu terkekeh.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai digerbang masuk kota Ravenhill. Mereka memandang takjub pada bangunan-bangunan desain lama yang masih berdiri dengan kokoh disana. Orang-orang yang berlalu lalang sembari meninggalkan sapaan ramah.
"Wah! Ini benar-benar indah! Apa kita sudah boleh berpencar?!" Pekik Jewel heboh dan saat melihat beberapa murid mulai memilih jalan yang berbeda, Amora menarik Winter mendekat.
"Kau tuntun jalan atau temanmu akan tersesat disini." Winter mengibas rambutnya dengan percaya diri.
"Tentu! Tetap disisiku kalian!" Serunya girang lalu mereka mulai berjalan menuju alun-alun kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassiopeia
FantasíaFantasy - Immortal Creatures - Young Adult Vernon Auberon harus bertahan dengan prasangka buruk orang lain padanya. Semua itu disebabkan oleh sisi 'Demon'-nya yang jahil dan pembuat masalah di Sharpenes. Kedudukannya sebagai seorang Pangeran Keraja...