Haiiii
Selamat malam 🌙Apa kabar kalian? Makasii banyak buat yang baca dan vote cerita iniii, sama komen dan follow juga makasih banyakk 😭😭😭
Aku ga nyangka banyak yang antusias dan sukaa 😭❤️❤️
Semoga kalian selalu suka dan betah sama cerita ini yaa 🤧💖
⭐ happy reading rakyat Cassiopeia 🌙
🌒🌒🌒
Amora berdiri kikuk ditempatnya sedangkan Lavender memilih untuk diam dan mengalihkan pandangannya dari Dixie. Azura terlihat menghembuskan napas berat, sepertinya sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini karena kembarannya.
"Sepertinya tiap tahun mulut seorang Argent makin dipenuhi sampah." Nada sarkastik terdapat dalam kalimat Dixie. Gadis itu tersenyum lebar yang mana terlihat tak bersahabat.
"A-aku, ma-maafkan aku..." Amora yang sudah mati kutu berdiri menundukan kepala. Tak mampu melanjutkan kalimatnya.
Lavender sedikit-sedikit melirik Dixie. Gadis itu memiliki rambut hitam bergelombang dengan kulit seperti Vampire pada umumnya, putih pucat. Bibirnya terlihat dipoles pewarna merah yang terlihat merekah dengan bola mata hitam gelap. Ciri-cirinya fisiknya memang Vampire sekali.
"Oh! Apa bibirku terlalu merah? Sepertinya aku tidak membersihkan darah kelinci lucu tadi dengan benar." Dixie menyeringai menyentuh bibirnya dengan cari. Mengerling pada Lavender yang juga menatap kearahnya.
Dalam hati Lavender berdecak, para Fairy dan Elf susah payah melindungi para binatang kecil dan lucu itu tapi makhluk lain malah dengan tega menjadikannya santapan. Tapi itu sepertinya lebih baik daripada mereka memburu makhluk dari klan lain.
Mendengar ucapan Dixie, Lavender langsung mengalihkan tatapan ke arah lain. Sepertinya ia terlalu fokus memperhatikan tadi. Astaga! Sadarlah Lavender, jangan sampai kau membuat orang asing menganggapmu aneh.
"Sampai bertemu di asrama, roommate?" Dixie terkekeh pelan lalu berjalan dari sana dengan langkah teratur nan anggun. Ya, dia putri seorang Grand Duke tentu saja berlaku demikian.
"Astaga, jantung ku!" Pekik Amora tertahan. Satu tangannya memegangi dada dan satunya lagi bertumpu pada pundak Azura.
"Lain kali dengarkan aku sekali saja." Amora mengangguk-angguk cepat membalas ucapan Azura. Padahal Azura tahu bahwa itu hanya jawaban sementara saja karena nanti Amora akan kembali berulah.
"Sudah lah, cepat ke kamar atau kita terlambat untuk makan malam," kata Azura dan ketiganya berjalan melewati para siswi yang juga masih ada di aula menuju lorong bagian kanan untuk naik ke kamar asrama mereka masing-masing.
Mereka mendapat kamar yang sama di lantai tiga bersama Amora. Hanya berbeda ruangan karena Lavender yang satu kamar dengan Azura dan gadis tadi, Dixie. Ketiganya menaikki tangga lebar yang sedikit gelap karena warna dari batu alam serta ukiran didinding. Hanya ada beberapa lampu gantung yang menerangi jalan mereka.
"Jangan khawatirkan aku, aku sekamar dengan Winter dan Tuesday." Amora melambai-lambaikan tangannya menyuruh Azura untuk tak terlalu khawatir padanya. Padahal Azura hanya khawatir Amora akan membuat masalah lagi.
"Winter? Tuesday?" Lavender menampilkan wajah bertanya membuat Amora terkekeh. "Teman kami sejak tahun pertama, mereka sangat yang baik. Nanti akan aku kenalkan padamu."
Lavender tersenyum lalu mengangguk. Sepertinya hari pertama masuk asrama tidak terlalu buruk. Ia bersyukur bisa mendapat teman sebaik mereka dihari pertama ini. Semoga kedepannya akan lebih ringan. Ya, semoga saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassiopeia
FantasíaFantasy - Immortal Creatures - Young Adult Vernon Auberon harus bertahan dengan prasangka buruk orang lain padanya. Semua itu disebabkan oleh sisi 'Demon'-nya yang jahil dan pembuat masalah di Sharpenes. Kedudukannya sebagai seorang Pangeran Keraja...