27. Raja Gallero

1.7K 250 139
                                    

Haloo, ga nyangka komen di chapter sebelumnya nembus 100 🙈❤️

Vote dulu sebelum baca 🌟

Happy reading!

🌒🌒🌒

"Aku tahu maksud kalian melakukan hal ini tapi itu tetap tak bisa dibiarkan."

Raja Gallero duduk dikursi ruang kerjanya sedangkan Vernon dan Scorpius berdiri didepan meja. Hanya mereka berdua karena Thunder dan Delancy belum dipanggil, tapi sepertinya Delancy tidak akan ditanyai oleh Raja.

"Ya, kami paham." Ucap Scorpius menunduk.

"Berpikirlah sebelum bertindak. Sudah cukup dalam waktu dekat ini kalian menimbulkan masalah." Raja Gallero menatap keduanya bergantian dengan sorot tajam.

"Pemberontakkan kalian dinilai negatif dari Klan yang lain dan kalian tahu bahwa ini tak baik untuk kejayaan kerajaan." Keduanya masih menunduk tak berani menatap Sang Raja.

"Aku akan memaklumi tingkah kalian jika aku menyiksa dan tak memberi kalian apapun. Tapi sebaliknya, aku memenuhi semua kebutuhan kalian dan memberikan hal yang bahkan tak kalian perlukan tapi apa yang aku dapatkan?"

"Maaf, Yang Mulia." Ucap keduanya bersamaan.

"Aku bisa saja memberi hukuman yang setimpal pada kalian tapi aku masih mengingat bahwa kalian anakku, darah dagingku." Raja Gallero mulai berdiri dan menopang kedua tangannya diatas meja.

"Berhentilah bersikap tamak dan kekanakan, kalian seorang Pangeran! Jangan sampai rakyat kalian sendiri yang membenci kalian!"

Dan juga, tidak ada rahasia apapun dalam istana, berhenti mencari tahu apapun itu yang membahayakan kalian, kita tak tahu hal berbahaya apa yang ada dibalik tembok." Bisik Raja Gallero kemudian kembali duduk.

Vernon dan Scorpius mendingak menatap Sang Ayah. "Jangan katakan apapun dan keluar, suruh Thunder menemuiku."

Mau tak mau keduanya keluar dari pikiran yang berkecamuk dan mulut yang bungkam.

"Raja memanggil Thunder." Ucap Scorpius pada seorang pengawal yang berdiri dibalik pintu dan membuat pengawal itu mengangguk lalu menunduk hormat sebelum pergi dari sana.

🌒🌒🌒

Berbeda dengan Vernon dan Scorpius yang sedikit takut dan memilih untuk berdiri, Thunder malah langsung duduk dihadapan Ayahnya itu.

"Benar-benar tak tahu malu." Decak Raja Gallero. Thunder hanya tersenyum kecil menanggapinya.

"Jadi? Harus kemana aku? Ruang penyiksaan? Penjara bawah tanah?" Tanya Thunder langsung. Wajahnya langsung berubah menatap Sang Raja dengan sorot tajam tanpa takut.

Raja Gallero berdiri. "Disini." Katanya lalu mengambil sebuah cambuk dibalik rak buku yang tinggi dengan sihirnya.

"Wah, baru kali ini." Respon Thunder takjub.

"Tentu saja." Balas Raja Gallero.

"Bukannya menghentikkan saudaramu, kau malah berada dipihak mereka." Thunder mendengus lalu berdiri.

"Aku mengikuti yang mana menurutku benar." Thunder membuka blazer seragamnya lalu menbuangnya ke lantai.

"Cepatlah, aku lapar." Thunder juga membuka dasi dan kemejanya hingga ia telanjang dada dihadapan Raja Gallero. Lapar yang ia maksud adalah darah hewan, setelah ini ia akan langsung berburu ke hutan.

CassiopeiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang