24. Bloody Maps

1.7K 279 53
                                    

Update cepet ada yg nungguin ga? Wkwk

Vote dulu yuk 🌟

Komen yang banyak juga yaa 🙏

Happy reading!

Hatihati typo 🤧🔫

🌒🌒🌒

"Jika tahu akan pergi sebentar, aku tak akan membawa baju sebanyak ini." Gumam Amora mengangkat tas miliknya yang terlihat berat daripada yang lain.

"Tak ada yang tahu kejadian yang akan terjadu, Amor, bahkan untuk satu menit yang akan datang." Imbuh Tuesday. Mereka sedang berjalan menuju asrama setelah turun dari kereta.

"Kau tak apa saat ke kamar mandi tadi? Kau pergi lumayan lama." Azura seketika menoleh. Untung saja Lavender bertanya sedikit berbisik.

"Tidak apa-apa, aku menunggu antrian makanya lama." Jawab Azura, Lavender yang mengertipun mengangguk hingga Azura menghembuskan napas leganya.

"Berjalanlah lebih cepat!" Leona tiba-tiba datang dari arah belakang dan menubruk tubuh Tuesday hingga tas yang dipegang gadis itu terjatuh.

"Dasar! Apa hobimu sekarang berjalan diantara orang lain?" Amuk Amora yang sudab tak bisa menahan emosinya karena sifat Leona beberapa hari ini.

Leona berbalik dramatis mendengar seruan Amora. "Biarkan saja, dia sedang mengemis perhatian." Sahut Winter melirik Leona yang tampak sudah murka.

"Jaga ucapan kalian, miskin! Aku bisa saja membuat kalian sengsara!" Pekiknya tak terima. Ia lalu menendang tas Tuesday saat gadis itu membungkuk untuk mengambilnya.

"Kalian lebih rendah dari sampah asal kalian tahu! Jangan coba-coba untuk melawanku!" Teriakan Leona sudah menjadi pandangan beberapa murid yang juga tengah berjalan menuju asrama.

"Tapi sifat dan ucapanmu menunjukkan sebaliknya, Leona." Gumam Tuesday pelan.

Leona dan Millie yang memang selalu ada bersamanya tampak melotot tak percaya. Tuesday yang memang jarang bersuara, sekarang sudah mulai berani. Itu menyentil harga diri Leona.

Leona kehabisan kata-kata, apalagi saat seseorang mengambil tas Tuesday dan berjalan kearah mereka.

"Pegang milikmu dengan kuat." Katanya menyerahkan tas itu pada pemiliknya dan dengan itu Tuesday pun menerimanya.

"Sudah cukup mencari masalah, kembali ke asrama." Perintah Aleric membuat Leona diam dengan sorot kecewa, sedih, dan marah. Ketiga hal itu berkecamuk dalam dirinya saat lagi-lagi Aleric melindungi Tuesday.

"Millie, bawa temanmu."

"Baik, Alpha." Millie yang sedari tadi menunduk langsung memegang lengan Leona untuk membawa gadis itu dari sana. Walau bagaimanapun, Aleric tetap Alpha baginya yang memang seorang Shewolf.

"Aku akan langsung pergi." Ucap Aleric lalu tersenyum kecil menatap semua teman Tuesday, terakhir gadis itu.

"Jaga dirimu saat aku tak ada." Gumamnya pelan dan langsung melesat kearah kiri menuju asrama murid laki-laki.

"Well, kau persis seperti tokoh utama dalam cerita, diganggu gadis yang iri padamu dan ditolong seorang pangeran." Celetuk Winter.

Amora ikut bersuara. "Lalu mereka jatuh cinta dan hidup bahagia selamanya, tapi kurasa ceritamu tak semudah itu."

Tuesday tak menjawab dan lebih memilih diam. Ia juga tak tahu hubungannya dengan Aleric karena ia juga tak ingin memikirkan hal itu. Lagipula mereka masih bersekolah, ia harus lebih memikirkan keluarganya yang hanya seorang penyihir biasa daripada hal seperti yang ada diantara dirinya dan Aleric.

CassiopeiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang