Hai warga Cassiopeia!
Happy reading!
Kalo liat typo kasih tau yaa..
🌒🌒🌒
"Ibu pasti akan sangat merindukanmu."
Lavender terkekeh geli melihat Meredith yang sudah dibanjiri air mata melepasnya untuk memasuki asrama. Gadis itu mendekat dan merengkuh Ibunya ke dalam pelukan. Sang Ayah yang berdiri disebelah Meredith mengelus surai platinum putrinya.
"Jaga dirimu baik-baik, belajar yang rajin dan jangan lupa makan." Lavender mengangguk mantap membalas ucapan Meredith.
"Pasti, Ibu." Ucapnya.
"Bertemanlah dengan mereka yang mau menerimamu." Suara Jayler--Ayahnya--terdengar. "Ayah hanya tak ingin kejadian lalu terulang kembali." Tambah pria itu.
"Iya, aku akan jaga diri dan lebih hati-hati lagi." Lavender mencoba menenangkan kedua orangtuanya. Kejadian disekolahnya dulu sukses membuat Ayah dan Ibunya khawatir akan dirinya.
Lavender dirundung oleh salah satu putri Marquess di Winterfall dulu dan itu terjadi dalam kurun waktu lumayan lama sampai Jayler dan Meredith mengetahuinya. Lavender tak bisa menyembunyikannya lagi saat ia lupa mengobati lebam dikakinya yang waktu itu tak sengaja dilihat Meredith.
"Cepat, bergegaslah, nanti sekolahmu tutup." Meredith mendorong pelan tubuh Lavender. Jam masuk asrama sudah hampir habis dan mereka masih berdiri diluar gerbang sekolah.
"Baik, Ibu, Ayah, aku pamit." Lavender melambai lalu membawa tasnya terbang bersama dirinya memasuki sekolah.
Sharpenes Boarding School. Sekolah yang akan ia huni untuk beberapa tahun ke depan. Lavender masih berusia tujuh belas tahun yang mana masih berada di tahun ketiga sekolah akhir di negeri ini.
Sekolah pertama yaitu dari umur lima hingga sembilan tahun, sekolah menengah sepuluh hingga empat balas tahun dan sekolah akhir dari lima belas hingga sembilan belas tahun.
Hari pertama masuk asrama mereka akan dibagi secara acak untuk pembagian teman sekamar. Setiap tahun akan diganti dan Lavender yang merupakan murid baru sedikit canggung karena belum terlalu biasa dengan sistem Sharpenes.
Murid perempuan akan digiring menuju aula asrama perempuan dan begitupun murid laki-laki. Hari pertama asrama hanya membereskan beberapa barang serta keperluan para murid, baru esok hari akan masuk ke kelas.
Lavender berhenti mengepak sayapnya saat sudah berdiri didalam aula yang hampir terisi penuh oleh murid perempuan. Ia lalu menyentuh ujung sayap dengan jari hingga sayapnya perlahan-lahan mengecil dan masuk ke dalam punggungnya. Sayapnya akan menganggu orang yang berdiri dibelakangnya jika ia biarkan.
Aula ini cukup luas jika hanya untuk tempat berkumpulnya murid perempuan. Bangunannya terbuat dari batu alam yang kokoh serta tembok berukiran rumit yang mana membuat ruangan terlihat makin indah dan berkelas. Puluhan pigura dengan pinggiran berwarna emas mengkilap memanjang lembang-lambang serta wajah-wajah lulusan perempuan terbaik di Sharpenes. Di beberapa sisi dinding diisi obor yang menerangkan sekeliling aula. Dibantu dengan beberapa lampu gantung dilangit-langit ruangan.
Didekat para lampu tergantung bendera-bendera berlambang Sharpenes. Dua daun pintu yang nyaris setinggi langit-langit ruangan juga membuat Lavender takjub. Pasti itu sangat berat jika tak menggunakan sihir untuk menggerakkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassiopeia
FantasíaFantasy - Immortal Creatures - Young Adult Vernon Auberon harus bertahan dengan prasangka buruk orang lain padanya. Semua itu disebabkan oleh sisi 'Demon'-nya yang jahil dan pembuat masalah di Sharpenes. Kedudukannya sebagai seorang Pangeran Keraja...