21. Just Vernon Things

1.7K 296 33
                                    

Hai, semua!

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yg merayakan, mohon maaf lahir dan bathin semuaa 🙏❤️

Dan terima kasih banyak buat 10knya! 😭❤️❤️

🌒🌒🌒

Vernon meneguk sedikit cairan darah yang ada digenggamannya. Matanya menyorot tajam pada Lavender dan Azura yang sepertinya barusaja kembali dari kamar mandi. Makan malam sudah selesai sekitar tiga puluh menit kemudian.

Entah kenapa Vernon selalu merasa ia perlu menatap gadis itu. Sejak ia menghilangkan semua ingatan Lavender tentang dirinya, ia tak melihat sorot tak suka serta raut kesal gadis itu padanya lagi dan itu berefek sangat besar pada Vernon.

Ia merasa sudah cukup beberapa waktu ini ia selalu memerhatikan gadis itu dalam sunyi. Tak ingin mendekat karena ia tahu bahwa Lavender tak mengingat apapun tentang dirinya dan ia juga tak ingin orang-orang menyadari hubungannya dengan Lavender.

Tidak sampai ia tahu siapa orang di Sharpenes yang bergabung bersama Professor Seymour.

Muncul sebuah ide diotaknya, Vernon menjentikkan jarinya hingga kedua gadis itu tampak terdiam berdiri didekat tenda mereka. Suasana yang lengang karena semua sudah beristirahat di tenda masing-masing membuat tak seorangpun yang menyadari apa yang terjadi pada dua gadis itu.

Vernon melompat turun dari pohon yang ia tumpangi dan membuang asal gelas darahnya. Laki-laki itu melesat cepat menuju keduanya dan berhenti dihadapan Azura.

"Kau kembali ke tendamu dan katakan pada yang lain bahwa Lavender bersama dengan Dr. Gross karena suatu urusan." Ucap Vernon dengan mata yang menyorot tepat pada pupil Azura.

Gadis itu mengangguk lalu berjalan menuju tendanya hingga tinggallah Vernon bersama Lavender yang masih berdiri dalam diam.

Laki-laki itu tersenyum lalu menarik tangan Lavender untuk melesat jauh dari sana kembali pada pohon tadi. Vernon menjentikkan jarinya didepan wajah Lavender hingga gadis itu mengerjab terkejut.

Lavender yang tiba-tiba melihat Vernon dihadapannya pun terkejut dan menatap sekitar saat ia menyadari tak ada Azura dan keberadaannya yang berjarak cukup jauh dari tenda.

"Apa yang kau lakukan? Kau yang membawaku kemari?" Tanya Lavender mengambil satu langkah mundur.

"Ya," jawab Vernon.

Lavender mengenyit bingung. Tak mengerti dengan tingkah Vernon. Kemarin ia duduk dimeja yang sama dengannya saat makan malam dan memakan brokoli miliknya. Lihat sekarang, laki-laki ini membawanua tanpa izin kemari.

"Apa maksudmu membawaku kemari?" Tanya Lavender dengan sorot lurus pada Vernon. Tapi bukannya sebuah jawaban, malah senyuman kecil yang lebih dulu ia dapatkan.

"Hanya ingin melihat dirimu." Dahi Lavender kian berkerut. Tak mengerti dengan jawaban Vernon.

Laki-laki itu mengambil langkah maju, mendakat yang membuat Lavender refleks mundur. "Mau apa kau?" Cegahnya capat.

"Aku suka baumu." Suara serak laki-laki itu terdengar.

Lavender memutar bola matanya. Apa laki-laki dihadapannya ini sedang tidak sadarkan diri? Bicarakya tak ada yang benar sedari tadi.

"Jangan melantur."

Vernon menggeleng. "Tidak, aku sadar seratus persen." Katanya.

Lavender memiringkan kepalanya membalas tatapan Vernon. "Kita tak saling mengenal dan asing rasanya jika kau berkata demikian."

CassiopeiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang