18. Fight and the Forest

1.7K 291 17
                                    

Update lagi yayy! Kaget ga? Wkwk

Kalo ada typo tandai yaa, makasii
Jangan lupa vote dan komen yang banyakk 🌟🌟🌟

🌒🌒🌒

"Pihak Sharpenes tidak membawa penjaga kali ini, maka kita yang akan berperan." Ucap Aleric sembari tangannya mengangkat beberapa barang yang ada dalam kereta. Ada banyak siswa laki-laki yang membantu membawa barang berat milik sekolah maupun murid lainnya.

"Setuju!" Seru yang lain, terlebih klan Werewolf yang mana sangat menghormati Aleric sebagai Alpha mereka.

"Kita bagi saja wilayah jaga, apalagi saat malam nanti." Orlando, salah satu siswa Vampire bersuara disebelah tubuh Aleric. "Dan kita bisa bertanggung jawab jika ada kesalahan atau kelalaian diwilayah jaga masing-masing." Usul Orlando.

"Ide bagus. Kalau begitu, Werewolf bisa berjaga di bagian timur, Vampire bisa mengambil Utara, Penyihir dan Elf Barat, Mermaid dan Peri-"

"Sebentar." Orlando memegang bahu Aleric dan tersenyum pada lelaki itu. "Kau memutuskan sendiri sekarang?" Tanyanya.

Aleric menggeleng samar. "Tidak, aku hanya mengusulkan."

"Kalimatmu tak ada unsur tengah mengusulkan pendapat, Bung." Orlando menaikkan alisnya.

"Aku belum selesai bicara dan kau sudah memotongnya." Kali ini Aleric menghadap sepenuhnya pada Orlando yang sudah melipat kedua lengannya didepan dada.

"Oh! Sekarang kau menyalahkanku?"

Aleric membuang napas berat lalu melepas kantong menengah berisi sepatu dari tangannya. "Terserah akan asumsimu, aku hanya menyuarakan pendapat dan akan bertanya apakah kalian setuju. Jika tidak, tak masalah," kata Aleric santai.

"Tapi lagakmu seolah kau yang patut berkuasa disini." Tekan Orlando. Mereka masih mengeluarkan aura tak enak tanpa menyadari bahwa Vernon dan Thunder sudah ada disana menyaksikan perdebatan mereka.

"Ya! Aku angkat tangan jika begitu," Aleric mengangkat kedua tangannya seolah mengatakan bahwa ia akan mundur untuk bersuara pada rencana mereka kali ini.

"Atur saja semau kalian dan aku akan menerima. Jika kau mengatakan aku pengecut dan lepas tangan, jangan dulu, aku hanya tak ingin membuat mereka menunggu dan berdebat lebih denganmu." Ucap Aleric sambil menunjuk kearah gerbong kereta tempat murid lain duduk.

Orlando berdecak tak percaya. "Kau seperti bocah yang bertengkar dengan pacarnya, Bung." Cibir Orlando yang membuat Aleric mengusap rambutnya kebelakang.

"Jangan memancing," gumamnya yang hanya dibalas seringaian oleh Orlando. "Aku benar bukan? Sejak kapan seorang Alpha mengalah? Bukankah kau sedari dulu yang paling bersemangat memerintah semua orang semau-"

Aleric yang tak lagi bisa menahan amarahnya menendang Orlando tepat didada hingga laki-laki itu mundur beberapa meter. Suara ribur langsung mengelilingi mereka sedangkan Vernon dan Thunder diam menyaksikan seolah itu sebuah hiburan tersendiri bagi keduanya.

"Sudah kubilang jangan memancingku." Aleric berdesis merenggangkan otot-ototnya.

Orlando menegangi dadanya yang cukup nyeri dan melayangkan tatapan tajam pada Aleric. Warna matanya langsung berubah merah saat melangkah kian mendekat pada Alpha itu.

"Beraninya kau!" Dan perkelahian tak terhalangkan saat Orlando balas menyerang Aleric dengan cakarnya.

Semua murid yang ada disana kalang-kabut saat beberapa barang menjadi senjara keduanya untuk saling lempar.

CassiopeiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang