Sasa duduk menatap layar laptop sedangkan kedia jemarinya tanpa henti bergerak untuk mengetik. Wajahnya yang sudah mengatuh tapi dipaksa untuk dibuka.
Jam menunjukkan pukul 2 subuh membuat Sasa menggeram kesal melirik suaminya yang tertidur di sofa.
"Suami jahat" Ngumpat Sasa dengan kesal.
"Aku dengar Sa" Tegur Elvin membuat Sasa kembali kerja.
"Besok kita lihat Alletio aja" Ujar Elvin membuat Sasa menggebrak meja dengan kuat.
"KENAPA GAK BILANG DARI TADI!" Bentak Sasa dengan kesal.
"Baru teringat" Ucap Elvin membuat Sasa mengelus dadanya.
"Sisa berapa halaman?" Tanya Elvin.
"Masih 90an halaman" Ucap Sasa.
"Besok aja lanjut kerja, besok jadwal aku digantikan Pak Dowo" Ucap Elvin membuat Sasa mengangguk.
"Habis bertemu Alletio, kita kerumah mami dan papi sebentar, ada acara arisan keluarga" Ucap Elvin membuat Sasa menggeleng.
"Aku gak mau pergi, aku malas kalau ditanya-tanya" Ucap Sasa yang sempat ditanya keluarga bagian bibi dan orang tua tentang kehamilannya.
"Kenapa kamu gak kasih tahu aku, kalau dulu kamu pernah ditanya-tanya. Aku bisa memarahi mereka" Ucap Elvin seraya membuka matanya untuk mengintip Sasa yang terlihat sedih.
"Hubungan kita dulu tidak seperti ini, bagaimana bisa aku kasih tahu kamu" Dumel Sasa membuat Elvin tersenyum geli.
"El"
"Hmmm"
"Aku masih takut dengan kehilangan Alletio"
"Hidup tetap berjalan Sa"
"Aku tahu, aku takut kehilangan lagi. Aku belum siap"
"Aku juga belum memikirkan itu"
Sasa mengangguk setuju lalu mulai teringat sesuatu.
"AKHHHHH!" Teriak Sasa seraya berlari kekamar mandi mencari testpack dilemari bawah wastafel.
"ELLLL AKU HAMIL?!BAGAIMANA INI?! INI KAN BUKAN ANAK KAMU?! ADUHH ANTARA SEDIH DAN SEDIH AKU!" Teriak Sasa membuat Elvin tertawa dari luar.
Elvin menerobos masuk melihat Sasa masuk terduduk diatas closet dengan tangan menutup wajah.
"Dia anakku" Ucap Elvin membuat Sasa memberi tatapan sinis.
"Jangan menghiburku, jelas-jelas ini anak lekaki lain" Ucap Sasa dengan wajah gelisah.
"Anakku, kamu tidur denganku saat itu. Awalnya lekaki mesum membawamu, untung aku melihatnya lalu aku menghajarnya habis-habisan" Jelas Elvin.
"Ngawur, ini bukan anakkmu" Ucap Sasa dengan yakin.
"Kita tidur dihotel xx benar bukan?! Kamu ilang ditengah malam. Kamu meneriaki namaku saat tidur saat itu" ucap Elvin membuat Sasa terbelalak kejut.
"KAMU SERIUS?!" Teriak Sasa dengan marah karena merasa dibodohkan.
"Anakku itu" Ucap Elvin sambil menunjuk perut Sasa.
Elvin keluar kamar mandi dengan senyum lebar.
****
Esok paginya, Sasa duduk dimeja makan sambil menatap Elvin dengan wajah dendam.
"Kamu bohongi aku! Aku merasa aku hina banget tahu!" Gerutu Sasa membuat Elvin mengangkat bahunya dengan acuh.
"Yuk pergi" Ucap Elvin sambil menjulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen = Suami
Romantizm[WAJIB FOLLOW DULU! INFO : PART BERMASALAH KARENA MESTI FOLLOW DULU!] Pernikahan bukan hal yang mudah untuk dijalani oleh sepasang manusia yang sama sekali tidak memliki rasa cinta. Pernikahan mereka terlihat terpaksa. Sasa menerima lelaki tua yang...