Part 34

10.6K 317 22
                                    

Sasa turun dari mobil dengan kaki sebelah kirin menginjak ke aspal lebih dulu. Tangan Putra mencoba memgang tangan Sasa tapi wanita itu menolaknya dengan berpura-pura memegang tas.

Putra menatap gedung tinggi dimana Sasa tinggal selama ini. Bagi Putra Sasa adalah wanita idamannya sekali. Mandiri, Cantik, Baik dan nyaris sempurna dimata Putra.

Sasa menatap putra dengan senyum kecut.

"Aku masuk dulu ya" Ucap Sasa.

Putra hanya mengangguk tapi matanya seperti mengunci Sasa yang membuat wanita itu merasa risih.

"Sialan" Gumam Sasa dengan kesal saat mengingat dirinya harus pergi dengan seorang lelaki yang bukan seleranya.

Putra bukan lelaki yang buruk, hanya saja bukan tipe Sasa. Putra sangat gentleman, kaya, ramah, setia  dan cuek dengan wanita lain jika sudah menyukai satu perempuan seperti idaman wanita milenial zaman sekarang.

Sasa berjalan masuk kedalam lobby lalu memasang wajah terkejut melihat seorang lelaki berdiri didepan meja respsionis dengan wajah terlihat khawatir.

Anu dan Dena sepertinya tidak pulang ke apartemen makanya Elvin tidak bisa masuk kedalam apartemennya.

"El" Panggil Sasa dengan nada manis.

Sasa berjalan mendekati Elvin lalu memeluk lelaki itu dengan erat. Ia rindu dengan kekasihnya.

"Aku kangen kamu" Ucap Sasa dengan nada tulus.

"Kita bicara ditempat tertutup aja" Ucap Elvin dengan nada ketus.

Sasa menoleh menatap Elvin yang terlihat tidak sedang baik.

Mereka berjalan menuju ke lift hingga sampai kedalam apartemennya. Sasa meletakan tasnya diatas sofa dengan sedikit melempar. Sasa membanting bokongnya diatas sofa dengan tubuh disenderkan di sandaran sofa.

"Kamu habis dari mana Sa?" Tanya Elvin dengan nada lembut walau wajahnya tidak bisa dipungkiri sedang marah.

"Aku pergi dengan Putra sebentar" Ucap Sasa tanpa menoleh Elvin.

"Kamu pulang semalam ini dengannya, Di hotel lagi" Selidik Elvin membuat Sasa melihat kekasihnya sekilas.

"Kamu ngikutin aku?" Tanya Sasa membuat Elvin menggeleng.

"Ada yang memberi tahuku" Jelas Elvin membuat Sasa langsung duduk tegak.

"Siapa?" Tanya balik Sasa dengan wajah penasaran.

"AKu saja tidak mengenalnya apalagi kamu" Ucap Elvin membuat Sasa menyeritkan dahinya.

"Siapa pun itu, pati niatnya jahat" Ucap Sasa dengan nada kesal.

"Aku hanya menemaninya makan habis itu pulang. Jangan mikir aneh-aneh! aku bukan seperti wanita yang enggak-enggak! aku ini setia tahu!" Jelas Sasa dengan suara keras.

"Kamu gak jawab teleponku gimana kau gak mikir yang enggak-enggak?" Sindir Elvin membuat Sasa mengendus kesal.

"Ponselku mati sayangkuuuu cintakuuuu" Ucap Sasa sambil memperlihat ponselnya yang mati total.

"nih aku coba buka ya, biar kamu percaya kalau ini beneran mati" Ucap Sasa yang mencoba menekan tombol daya mati.

Ponsel Sasa emang hidup tapi hanya memunculkan merek ponsel itu lalu mati kembali karena kehabisan daya ponsel.

"Aku gak bohong!" Ucap Sasa dengan nada kesal.

"Udah nge-gas nya?" Tanya Elvin dengan nada datar.

"Udah" Ucap Sasa dengan wajah cemberut.

"Aku gak bisa biarkan kamu jauh-jauh dari aku. Sulit menjaga kamu dari jarak jauh" Ucap Elvin membuat Sasa membulatkan matanya saking terkejutnya.

Dosen = SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang