CYNC 5 || It's Hurt, God

8.5K 1.1K 52
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Kamis, 01 April 2021.

Vote jangan lupa, teman✨

Selamat membaca cerita Cause You Never Care.

5. It's Hurt, God.

Terkadang aku masih ingin bertanya pada semesta, kenapa takdirnya selalu saja menghadirkan luka?
Aku mencoba menerima, tapi kenapa rasanya semakin kentara?
Luka itu ada. Di sana. Di dalam hatiku yang selalu kamu anggap sebuah canda.

[CYNC]
By AayuuSR

⚫⚪⚫


Takdir. Sesuatu yang tidak bisa siapa pun tolak, baik suka atau pun tidak. Dulu, Alya mencoba menolak dan akhirnya dia semakin terluka karena memberontak. Hingga akhirnya Alya mencoba terbiasa. Terbiasa dengan tatapan mencemooh, ucapan meremehkan, bahkan penindasan karena ketidakmampuan melawan. Namun, dia selalu berusaha berdiri. Melawan badai yang seakan memaksanya untuk berhenti.

Alya pernah bertanya. Apa memang sesuatu perbedaan harus menjadi bahan ejekan? Apa suatu kekurangan pantas dijadikan bahan lawakan? Apa menurut mereka keterbatasan adalah suatu hal yang lucu sehingga ditertawakan? Apa mereka tidak tau jika perkataan mereka melukai perasaan?

Sesekali ini masih terasa begitu berat. Dia terkadang juga mengeluh dengan takdirnya. Kenapa dia berbeda? Tidak sempurna seperti perempuan lainnya? Dia juga ingin bersuara, cerewet layaknya gadis pada umumnya. Namun, dia pernah menemukan jawabannya. Dari Adelio.

"Alya, seharusnya kamu bersyukur. Allah sedang menghindari kamu dari dosa paling sering dibuat seorang perempuan. Ghibah dan fitnah. Bukannya kaum perempuan banyak kehilangan pahala dan menabung dosa karenanya? Tapi, Allah menyayangimu. Kamu bukan berbeda namun istimewa. Trust me, Allah loves you so much. Dia ingin lisanmu terjaga. Dia mau hatimu selalu berzikir kepada-Nya. Sudah, jangan berpikiran buruk terus, ya. Gak enak sama Allah."

Alya menggigit bibir. Dia benar-benar merindukan Adelio. Merindukan setiap ucapan manisnya yang menenangkan. Air mata itu kembali jatuh karena hati yang masih belum sembuh.

Sesulit inikah menerima kenyataan?

"Kenapa lo nangis?"

Suara itu membuat Alya tersentak. Dengan cepat dia menghapus air matanya dan berdiri menyambut kepulangan Aditya. Laki-laki itu melempar asal jaketnya, kemudian membanting tubuh ke arah sofa karena Alya berdiri di depan kasur.

"Gue mau cerita—woi!" Aditya geram ketika dengan sigap sang istri menutup telinga.

Alya mengambil buku kecil di saku gamisnya beserta pena. Lalu menuliskan sesuatu di sana. Setelahnya dia berikan kepada Aditya. Dengan malas laki-laki itu mulai membaca.

Aku sudah masak untuk makan malam, tadi sempat keluar beli bahan masakan. Aku udah chat kamu, tapi gak dibalas. Mending kamu makan dulu ya. Nanti aku denger ceritanya.

Aditya mengerjapkan mata. Tidak menyangka jika gadis itu masih begitu baik walau tadi terkesan menyebalkan. Laki-laki itu berdehem, mengangguk, dan keluar dari kamar. Alya mengikuti. Gadis itu dengan cekatan mengambil piring dan mengisikan nasi lengkap dengan lauk. Kemudian di letakkan di depan sang suami.

Dear A [Cause You Never Care] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang