CYNC 33 | Kepingan Masa Kecil

7.3K 858 29
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Jum'at, 10 Desember 2021.

Hai semuanya, maaf baru update lagi. Gimana ujian kalian?🤣

Okeeeyyy. Vote dulu dan ramaikan komentar yuk Bestie😙

33. Kepingan Masa Lalu

Kalau emang kamu gak mau jadiin aku mata buat baca semua tulisan luka kamu, maka izinin dada aku berfungsi untuk menjadi sandaran saat kamu butuh.

Dear A [Cause You Never Care]
By AayuuSR


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Cahaya matahari memasuki rumah begitu gorden dibuka. Pasangan suami istri itu sudah bersiap-siap dengan urusan masing-masing. Aditya memakai pakaian kasual seperti biasa, katanya dia hari ini ada syuting iklan sebuah produk. Sedangkan Alya juga meminta izin untuk pergi mengunjungi kediaman Yudawiguna dan tentu saja sang suami mengizinkan. Kondisi Alya juga baik-baik saja, dia tidak bercerita apapun pada Aditya. Wanita itu juga beralasan kelelahan sehingga tidur lebih dulu. Aditya mempercayai perkataan Alya tanpa bertanya walau dia sedikit merasa bahwa ada yang disembunyikan darinya.

Aditya mengangguk ketika Alya memberikan kode untuk segera sarapan. Bungsu Yudawiguna juga dengan telaten menyiapkan makanan yang sudah dia masak ke dalam piring, setelahnya menghidangkan itu di depan Aditya. Sang suami juga segera menyuapkan nasi goreng putih itu ke dalam mulutnya membuat Alya tersenyum tipis, lalu juga ikut makan. Keduanya tidak ada yang bersuara sama sekali. Sebenarnya Aditya menunggu Alya untuk menceritakan apa yang terjadi kemarin, tapi sepertinya wanita itu tidak ingin membahas.

Setelah makan, Alya juga langsung membersihkan meja dan membawa piring kotor ke westafel. Aditya memutuskan untuk mengikuti wanita itu hingga selesai mengurus semua pekerjaannya. Alya berbalik, dia menatap sang suami dengan bingung.

"Kamu gak ada yang mau diomongin? Kemarin selain ke toko buku, kemana lagi dan ketemu siapa?" tanya Aditya tidak mampu menahan diri.

Alya terkejut sejenak. Namun, wanita itu dengan segera mengukir senyum, lalu menggeleng pelan.

"Alya...." Ucapan Aditya terpotong ketika Alya menepuk dadanya sendiri dengan senyuman yang menandakan bahwa dia baik-baik saja.

Bungsu Hartigan menghembuskan napas perlahan. Dia menarik pergelangan tangan Alya dan membawa wanita itu ke dalam pelukannya. Sang istri tercenung untuk beberapa detik, tapi dia membalas pelukan Aditya dan menyandarkan kepalanya di dada laki-laki itu dengan nyaman. Tangan bungsu Hartigan juga mengelus kepalanya lembut.

Dear A [Cause You Never Care] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang