Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on: Selasa, 15 Maret 2022.
Vote dulu hayuk!
45. Dia Istriku [1]
Alya tidak dapat menahan ekspresi terkejutnya di saat Aditya mengatakan untuk dirinya segera bersiap karena laki-laki itu hendak membawanya ikut menghadiri sebuah acara di stasiun tv. Dia hanya tidak percaya saja Aditya memintanya untuk ikut padahal sebelumnya Alya berpikir sang suami tetap tidak akan mengakuinya dan dia tidak masalah akan hal itu. Mungkin pola pikir Alya dan Aditya berbeda. Bagi bungsu Yudawiguna, tidak semua hal bisa dipublikasikan karena dia sangat menjaga privasi. Alya tidak berharap Aditya mengenalkannya kepada orang-orang dengan cara seperti ini. Lagipula apa yang dilakukan Aditya di acara meet and great kemarin sudah cukup menenangkan hatinya.
Namun, Aditya juga memiliki pandangan sendiri. Menurut laki-laki itu suatu hal yang baik dan berharga harus diberitahukan kepada dunia. Alya tidak mungkin menolak, anggap saja dia ingin menghargai apa pun keputusan sang suami. Risikonya mungkin akan sangat berdampak untuk keduanya. Terlebih pada karir Aditya, juga respon Nia dan Syifa padanya. Dua orang itu selama ini menganggap Alya menikah dengan Adelio. Bukankah akan sangat mengejutkan jika secara tiba-tiba Aditya mengakui dirinya? Kira-kira apa respons yang akan mereka berikan?
"Alya, aku nggak bisa menyenangkan hati kamu dengan kata-kata atau janji manis, tapi ini cara aku buat menghargai kamu dan menunjukkan bahwa aku udah bener-bener menerima kamu sebagai seorang istri." Aditya tersenyum tipis, tangannya menggenggam jemari Alya. "Mau, ya?" tanyanya begitu lembut.
Alya balas menyentuh tangan Aditya, dia tersenyum sembari mengangguk.
"Aku akan menunggu di ruang tamu," ujar Aditya, lalu melepaskan genggaman. Tangannya beranjak mengelus kepala Alya. "Apa pun yang kamu pakai akan terlihat cantik. Jangan rendah diri, kamu yang terbaik di mataku."
Bungsu Yudawiguna terdiam. Bagaimana bisa Aditya peka jika dirinya merasa tidak pantas membersamai laki-laki itu?
"Jika mereka mengajakmu bicara, cukup jawab dengan senyum karena aku yang akan menjadi suaramu."
Setelah mengatakan itu, Aditya berbalik dan keluar kamar. Alya mengusap pipinya yang tiba-tiba saja basah, dirinya menangis. Dia senang Aditya akhirnya mau mengakui dirinya sebagai seorang istri hingga tidak mampu menahan air matanya yang mengalir begitu saja. Tatapan tajam sang suami sudah berubah menjadi begitu teduh dan menenangkan. Setelah ini, bagaimana caranya Alya untuk mengontrol detak jantungnya?
Mengingat Aditya sudah menunggu, Alya berjalan menuju lemari. Mengambil gamis polos bewarna army dan hijab senada. Selesai mengganti baju serta mempoles wajahnya sedikit, Alya keluar kamar. Aditya sudah berdiri di depannya dengan gaya kasual seperti biasa. Kaos putih polos dengan kemeja kotak-kotak tidak terkancing, juga celana jeans serta sepatu bewarna putih. Laki-laki itu terlihat sempurna padahal memakai pakaian seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear A [Cause You Never Care] (END)
Spiritual"Jika kehadiranku menjadi beban untukmu, apa kepergianku akan menjadi sumber bahagiamu?" - Alya Jihan Najah - ⚫⚪⚫ Selama ini Alya selalu menerima bagaimana buruknya sikap Aditya. Ucapan kasar suaminya selalu coba dia terima dengan lapang dada. Bahk...