CYNC 20 | Surat Dan Pelukan

8.5K 1K 83
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Ahad, 08 Agustus 2021.

Jangan lupa vote✨

20. Surat Dan Pelukan

Ketika kamu memandang dengan cinta, maka semuanya terlihat indah dan sempurna. Lagipula dalam memilih seorang makmum, bukankah agama adalah penilaian utama?

[CYNC]
By AayuuSR

Aku tidak sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak sempurna. Apa kamu bisa menerima kekuranganku?

Itu adalah kalimat yang Alya tulis ketika Adelio jujur untuk meminang bungsu Yudawiguna. Di taman panti asuhan, keduanya duduk berdampingan dengan jarak satu meter. Memang sebelum lamaran resmi, Adelio ingin memberitahu Alya terlebih dahulu agar gadis itu tidak terkejut. Dan membaca jawaban gadisnya, Adelio tertawa kecil.

Alya menatap bingung.

"Ketika kamu memandang dengan cinta, maka semuanya terlihat indah dan sempurna. Lagipula dalam memilih seorang makmum, bukankah agama adalah penilaian utama? Fisik memang menjadi hal pertama, tapi bukan satu-satunya. Dan, di saat melihatmu, aku bahkan tidak berpikir untuk melirik perempuan lain." Adelio memberikan jawaban manis. Senyuman laki-laki itu terlihat tulus dan hangat. "Alya, aku mencintaimu dan semua hal tentangmu."

Bungsu Yudawiguna masih diam. Tidak pernah dia bermimpi akan dicintai oleh orang lain. Apalagi oleh seseorang seperti Adelio. Laki-laki di sampingnya itu sempurna. Memiliki paras rupawan, sudah mapan, dan sikapnya sangat menyenangkan. Bagaimana bisa Alya yang penuh kekurangan beharap dicintai oleh Adelio Agam Hartigan?

"Alya, boleh aku melamarmu?" Adelio kembali bertanya. Kini dengan nada lebih serius.

Perlahan Alya menganggukkan kepala. Adelio tersenyum lebar sembari mengepalkan tangan ke udara. Terlihat begitu bahagia.

Dan kini lihatlah lelaki itu. Berdiri dengan senyuman paksa, sorot mata penuh luka, dan bibir bungkam tak bicara. Sore ini Aditya mengajaknya keluar untuk pertama kali, awalnya Alya heran karena sang suami tidak menjelaskan apa pun. Namun, ternyata ini jawabannya. Karena Adelio akan pergi ke Swedia. Alya bahkan tidak bisa menjelaskan apa yang kini dia rasakan. Dia bingung dengan perasaannya sendiri. Melihat Adelio seperti ini saja mampu meremas kuat hatinya. Lalu, melepas laki-laki itu pergi?

Dirinya bisa apa kecuali mengucapkan sampai jumpa?

"Aduh gue haus, berangkatnya setengah jam lagi, kan, ya?" Aditya bersuara membuat dua orang lainnya menatap pada laki-laki yang wajahnya tertutup masker beserta topi hitam. "Gue beli minum bentar. Kalian berdua tunggu di sini aja."

Aditya berdiri dari kursi tunggu, hendak melangkah, tetapi tangannya dicekal. Alya pelakunya. Gadis itu menatapnya seakan tidak mengizinkan dia pergi. Bungsu Hartigan tersenyum kecil.

Dear A [Cause You Never Care] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang