CYNC 38 | Untuk Yang Kedua Kali

6.7K 854 50
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Rabu, 05 Januari 2022.

Guys, aku beberapa hari lalu bikin akun Twitter, bantu follow yuk.
AyuSumbari
Yang follow, aku follback, kalau gak aku follback teror aja di message 🤣

Jangan lupa vote!
Semakin banyak yang komen, semakin cepat update. Yuk jangan malu-malu, aku lebih suka yang malu-maluin 🙏😫

38. Untuk Yang Kedua Kali

 Untuk Yang Kedua Kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Sebenarnya kamu hari ini mau kemana, sih?" Aditya bertanya kepada istrinya yang sedari pagi sudah siap.

Alya hanya tersenyum, lalu tetap fokus menyiapkan sarapan untuk sang suami. Dia memang sengaja tidak mengatakannya kepada Aditya sebelum bertemu dengan Abelia. Kemarin setelah Ainara menjelaskan semuanya, Alya memilih untuk mengobati luka di tangan kakaknya walaupun Ainara menolak dengan alasan sudah biasa. Namun, kalimat itu justru membuat Alya tidak sanggup menahan tangis. Kemana saja dia selama ini?

Ainara yang paling dekat dengannya. Sebisa mungkin sang kakak selalu menanyakan keadaannya, memastikan Alya tidak terjerat masalah apapun. Tetapi, dia justru tidak bisa menjadi orang yang paham akan luka sang kakak. Dia selalu menganggap bahwa Ainara tidak pernah punya masalah karena memang perempuan itu tidak bercerita apapun.

"Alya, sekarang kok nangis?" tanya Aditya semakin dibuat heran.

Laki-laki itu menghampiri istrinya, mengusap pipi nan basah itu dengan lembut. Alya menatapnya bingung.

"Gimana kalau nanti kita ke rumah sakit? Check keadaan kamu. Aku khawatir, dari semalam kamu senyum-senyum sendiri, sekarang nangis tiba-tiba."  Aditya berujar dengan nada khawatir.

Bungsu Hartigan meminta Alya untuk segera duduk di kursi. Sang istri mengambil ponselnya, lalu mengetik di sana dan memperlihatkan itu kepada Aditya.

Maksud Mas, Alya gila?

"Astaga, Sayang," balas Aditya kaget, tapi detik berikutnya dia tertawa membuat Alya semakin kesal. Tangannya memukul  pundak Aditya, laki-laki itu meringis.

"Gak gitu, Cantik." Aditya ikut duduk di kursi depan Alya, menangkup pipi istrinya dengan gemas. "Kamu dari semalam sampe sekarang mood-nya berubah terus, mungkin aja itu tanda-tanda kamu hamil, kan? Kita gak akan tahu kalau gak periksa, jadi ayo ke rumah sakit."

Alya terdiam. Mendengar ucapan Aditya yang begitu peka dengan perubahannya membuat Alya merasa bersalah. Akhir-akhir ini, dia terlalu fokus memikirkan dirinya sendiri. Dia juga jarang memasak untuk makan malam walau memang Aditya pun lebih sering makan di luar karena dia lambat pulang. Tapi, tetap saja dia tidak melayani suaminya dengan baik. Mengingat hal itu, Alya kembali meneteskan air matanya dan mendekat kepada Aditya, lalu memeluk laki-laki itu.

Dear A [Cause You Never Care] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang