CYNC 17 | Saudara Ipar

7.1K 1K 66
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Kamis, 01 Juli 2021.

Sebelum lanjut baca, aku mau tanya.
Kalau aku bikin grup chat di telegram ada yang mau join?
Buat saling mengenal dan hiburan aja, sih.
Masalah kegiatannya, nanti kita bahas.
Ada yang tertarik?

Oke. Selamat membaca!

17. Saudara Ipar

Semesta begitu mudah mempertemukan, tapi selalu saja rumit dalam hal menyatukan.

[CYNC]
By AayuuSR

Semua orang pernah berada di titik terendah dalam hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang pernah berada di titik terendah dalam hidup. Dimana bertahan untuk tetap melangkah menjadi hal paling sulit. Jangankan untuk maju, bahkan bermimpi saja terasa pahit. Alya pernah ada di posisi itu atau mungkin masih terjebak di dalamnya. Menyandang status sebagai tunawicara pada usia sepuluh tahun bukanlah hal yang mudah untuk dilewati apalagi bagi seseorang yang terbiasa bergaul dengan lingkungan.

Alya merasa putus asa. Berulang kali dia mencoba untuk tiada, tapi selalu saja gagal seolah Allah menginginkan dia untuk tetap maju meski sedang patah. Hingga akhirnya Alya menyerah dan menerima takdir. Dia mulai menjalani hidupnya meski dengan cara yang berbeda. Alya sangat suka bercerita, berlarian ke sana kemari mencari teman baru, dan juga bermain dengan teman sebaya. Namun, semuanya tidak lagi sama disaat Alya kecil mulai mematikan cahaya yang selama ini dia punya.

Perlahan, Alya selalu mundur. Dia yang terbiasa maju ke depan kelas dengan percaya diri memilih untuk tetap diam di kursinya. Dia yang paling semangat ketika bel istirahat berbunyi, sekarang malah ketakutan dengan wajah muram. Disaat orang lain ingin mendekat, Alya selalu memasang wajah datar seolah tidak ingin diganggu. Alya sendiri yang memilih memadamkan cahaya yang selama ini dia hidupkan menerangi dunia kecilnya. Alya sendiri yang keluar dari lingkup pertemanan dan memilih menjadi pengamat di sudut ruangan.

Jangankan untuk berambisi, Alya bahkan tidak pernah lagi bermimpi.

Sepuluh tahun dirinya berada di dunia hampa seakan pada kecelakaan itu dia seharusnya mati bukan hidup dalam keadaan bisu. Sepuluh tahun dia yang ekstrovert berubah introvert. Dulu bibirnya yang bicara, kini dia hanya bisa bicara lewat tulisan. Menulis cerita-cerita indah impiannya. Sebatas itu, seolah kebahagiaan Alya memang ada di imajinasi dirinya saja.

Sampai akhirnya di usia dua puluh satu tahun dia bertemu dengan Adelio. Dengan laki-laki yang menarik tangan Alya dari jurang sepi menuju dunia yang lebih ramai. Adelio tidak pernah menyinggung kekurangannya. Adelio tidak pernah menyuruhnya sabar, tapi dia selalu dipuji, diminta untuk bersyukur, dan menerima. Adelio membuka matanya bahwa semesta itu masih seindah ketika dia bisa berbicara.

Dear A [Cause You Never Care] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang