CYNC 23 | Melepas Atau Menggenggam?

9.3K 959 37
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Ahad, 07 November 2021.

Mohon maaf baru bisa update guys hehe. Ramein yuk! Kasih tau temen-temen yang lain tentang cerita ini ya😽🤍

Okey, vote dulu ye🥰

23. Melepas Atau Menggenggam?

Ketika kamu menginginkan sesuatu maka kamu juga akan kehilangan sesuatu.

Dear A [CYNC]
By AayuuSR

"Saya gak suka basa-basi, mau menyelesaikan ini sesuai kemauan saya atau urus surat cerai?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya gak suka basa-basi, mau menyelesaikan ini sesuai kemauan saya atau urus surat cerai?"

Tidak ada kalimat balasan dari Aditya. Laki-laki itu masih berdiri dengan canggung di depan sang ipar. Lagipula pertanyaan Ainara terlalu cepat untuk ditanyakan padanya, padahal Alya sendiri belum pernah membahas masalah yang baru saja terjadi. Namun, Aditya tidak tersinggung. Dia paham dengan kekesalan Ainara padanya.

"Maaf, Kak."

"Masuk. Alya lagi tidur." Ainara memerintah.

Tidak membantah sedikit pun, Aditya melangkah masuk. Pergerakannya ingin melempar tas yang dia bawa ke sofa terhenti ketika sadar bahwa di sana Alya sedang tidur. Gadis itu menutup wajahnya dengan bantal sofa, sedangkan kakinya mungkin diberi selimut oleh Ainara. Aditya mendekat, hendak mengambil bantal yang menutup wajah istrinya agar tidak sesak napas, tapi Ainara menahan.

"Dia emang suka tidur gitu kalau selesai nangis," jelas Ainara tajam, bermaksud menyindir.

"Nangis?"

"Ya. Istri mana yang ketawa liat suaminya dikabarin punya pacar di luar?"

Lagi, Aditya tidak menemukan kata untuk membalas. Selebriti itu hanya diam dan menatap Alya dalam.

"Saya paham kalau seharusnya tidak ikut campur dengan urusan pernikahan adik saya," ujar Ainara tiba-tiba. Aditya terkejut sejenak, bukan karena ucapan Ainara melainkan nada sendu yang keluar dari perempuan berwatak tegas tersebut. "Namun, Alya terlalu baik, terlalu naif, memandang dunia dengan kacamata positif. Bagi Alya, semua orang baik, tidak ada orang yang jahat. Jika seseorang menyakitinya, maka dia menyalahkan diri sendiri, Alya terlalu memandang gelap dirinya semenjak dia menjadi tunawicara. Kecelakaan beberapa tahun lalu bukan hanya mengambil suaranya, tapi juga kebahagiaannya."

Ainara mendekat ke arah sofa. Mengelus kepala Alya yang tertutup hijab. Perempuan itu membiarkan air matanya mengalir.

"Mungkin jika kamu minta maaf atau tidak, Alya tetap akan diam, bertahan, dan menanggung semuanya sendiri. Dan saya gak bisa menerima itu, gak akan pernah bisa, Dit." Ainara menggeleng, kini dia menatap tepat di mata Aditya. "Saya memberi kamu pilihan. Mencintai adik saya dengan semua kekurangannya atau mundur detik ini juga. Karena saya tidak bisa membiarkan dia terlalu lama dalam luka."

Dear A [Cause You Never Care] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang