Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on: Rabu, 19 Januari 2022.
Udah mau ending, kalian yang sider gak mau ngasih vote? Hehe.
41. Detak Jantung
Ternyata benar bahwa kematian itu tidak bisa diprediksi. Kematian tidak pernah memandang siapapun yang akan mengalaminya. Baik itu orang biasa, pejabat, hingga selebriti, tidak peduli muda, tua bahkan bayi sekali pun. Kembali kepada Tuhan yang telah menciptakan adalah hal pasti yang tidak perlu diragukan lagi kedatangannya. Kita sebagai manusia hanya bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin agar kematian bukan menjadi pembuka siksaan melainkan awal kehidupan yang lebih baik di surga nanti.
Beriringan dengan kematian seseorang tentu saja ada kesedihan dari keluarga yang ditinggalkan. Itulah yang terjadi pada keluarga besar Yudawiguna. Kabar kematian Abelia sangat mengejutkan keluarga mereka karena tentu saja itu adalah kabar pertama yang mereka dapat setelah kepergian Abelia dari rumah beberapa tahun lalu. Yang paling disayangkan adalah kabar itu justru kabar buruk.
Sekarang seluruh alat medis di tubuh Abelia sudah dilepas. Kedua orang tua gadis itu hanya bisa menangis sembari melihat putri kedua mereka yang telah berpulang. Sedangkan Ainara masih berdiri kaku di sudut ruangan, matanya menyorot lurus ke arah sang adik. Begitu banyak penyesalan di dalam hatinya karena dia adalah orang yang menjadi pelaku luka paling dalam untuk Abelia. Dia bahkan belum sempat mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak membenci sang adik, bahkan Ainara sangat ingin memeluk Abelia dan mengatakan bahwa dia begitu menyayanginya. Namun, semuanya seakan terlalu terburu-buru. Waktu tidak mau menunggu semuanya jelas sehingga Abelia harus kembali dalam keadaan luka yang belum sembuh.
Pintu ruangan dibuka secara tiba-tiba. Semua mata menatap wanita dengan perban di kepala. Alya, dia berlari mendekati ranjang Abelia membuat beberapa perawat di sana mundur. Bungsu Yudawiguna tersebut memeluk tubuh dingin sang kakak dengan erat, menumpahkan air matanya. Alya terlambat. Dia belum bisa memeluk Abelia di saat perempuan itu tahu bahwa dia adalah adiknya, mereka belum berbicara sebagai dua saudara. Dia baru saja hendak meraih Abelia, mengatakan bahwa dia sudah mengingat semuanya, tapi justru sang kakak memilih menutup mata untuk selamanya.
Allah, kenapa begitu cepat? Kenapa Engkau tidak membiarkanku melihat senyuman kakakku dulu? Bagaimana bisa dia menjauh di saat aku ingin mendekat? Bagaimana bisa dia pergi setelah aku tahu semuanya? Bagaimana bisa?!
Aditya dengan segera mendekat ketika Alya seperti sesak napas. Tangan sang istri begitu dingin dan kaku sehingga Aditya memeluknya untuk menguatkan. Alya menerima pelukan Aditya dengan erat. Tangannya memukuli dada sang suami, meluapkan emosi yang tidak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata dan teriakan. Untuk pertama kalinya, Alya berpikir bahwa Allah benar-benar jahat. Dia hanya ingin berteriak, tetapi tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear A [Cause You Never Care] (END)
Spiritual"Jika kehadiranku menjadi beban untukmu, apa kepergianku akan menjadi sumber bahagiamu?" - Alya Jihan Najah - ⚫⚪⚫ Selama ini Alya selalu menerima bagaimana buruknya sikap Aditya. Ucapan kasar suaminya selalu coba dia terima dengan lapang dada. Bahk...