Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on: Selasa, 11 Januari 2021.
Mohon bantu cerita ini dengan vote, komen, dan share 🤍🥰
39. Tiga Putri Yang Cacat
"Dek Vara!"
Ainara berteriak serak. Dia bersimpuh di samping Abelia, membawa kepala penuh darah itu ke pangkuannya. Mata sang adik masih terbuka walau sedikit. Abelia menatapnya dengan napas tersengal.
"Alya, se ... selamatkan Alya." Abelia berucap susah payah. Tubuhnya terasa remuk.
Mendengar itu Ainara melihat Alya sudah dimasukkan ke dalam ambulans, sepertinya ada orang lain yang dengan segera menelepon pihak rumah sakit. Setelah itu pandangan Ainara kembali pada adik keduanya. Si sulung tanpa ragu membersihkan darah di wajah Abelia dengan hijab yang dia pakai. Detik berikutnya, pihak ambulans hendak membawa tubuh Abelia untuk segera diberikan pertolongan pertama dan diantarkan ke rumah sakit. Namun, baru saja dua orang berpakaian serba putih itu hendak membawa tubuh Abelia, sebuah suara menginterupsi.
"Jangan sentuh gadisku!"
Kavindra berucap tegas. Dua orang tadi menyingkir. Laki-laki itu berlutut, menggendong tubuh Abelia dengan mudah dan memasukkannya ke dalam ambulans. Ainara pun segera berdiri, dia hendak ikut masuk ke dalam mobil ambulans jika Kavindra tidak berucap yang menghantam dadanya keras.
"Ambulans yang membawa adikmu telah pergi lebih dulu, bukan ambulans yang ini, Nona."
Ainara menatap Kavindra tajam. "Dia adikku juga!"
"Benarkah? Setelah semua yang kamu lakukan? Apa itu caranya menjadi kakak, Nona Ainara yang terhormat?" Kavindra mengukir senyuman smirk sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil untuk menemani gadisnya.
Ainara menulikan telinga akan ucapan Kavindra, lalu ikut masuk. Setelahnya pintu ambulans ditutup. Abelia sudah mendapatkan pertolongan pertama, darahnya dibersihkan seadanya. Tangan lemah Abelia menarik jemari Ainara, sang kakak mendekatkan tubuhnya.
"Dek?" panggil Ainara pelan.
"Alya." Abelia mengatakan itu dengan mata yang seolah berat untuk terbuka. "Dimana Alya?"
"Alya sudah dibawa ke rumah sakit," jawab Kavindra di saat melihat Ainara tidak sanggup berbicara karena menangis.
"Maaf, Kak." Abelia kembali berucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear A [Cause You Never Care] (END)
Spiritual"Jika kehadiranku menjadi beban untukmu, apa kepergianku akan menjadi sumber bahagiamu?" - Alya Jihan Najah - ⚫⚪⚫ Selama ini Alya selalu menerima bagaimana buruknya sikap Aditya. Ucapan kasar suaminya selalu coba dia terima dengan lapang dada. Bahk...