Part 29: Diabetes

3K 524 530
                                    

Taeyong tiduran di atas bolsaknya. Udah selesai nyapu, ngepel, mandi, dan tinggal makan aja.

"Huh... " dia nutup matanya. Masih kepikiran mau tetep jadi pegawai hotel atau ikutan jadi WO.

Lima menit diem-diem kek gitu akhirnya dia mutusin buat telpon papanya yang selalu bisa ngasih jalan keluar.

"Malam papa... "

"Malam sayang, udah di kosan?"

"Udah pa. Gimana kabar papa?"

Papanya ketawa. "Baik kok, sehat-sehat ini."

"Paaa... "

"Kenapa? Anak papa kenapa?"

Taeyong senyum. "Masih inget Yeri kan? Temen yang selalu aku ceritain."

"Temen kerjamu kan?"

"Iya."

"Kenapa?"

"Dia ngajak aku buat jadi WO. Dia mau berhenti jadi pegawai hotel." Taeyong ceritain masalahnya.

"Ooh... " papanya ngangguk-ngangguk. "Terus?"

"Nah, itu yang aku bingung. Menurut papa, aku terima apa nggak?"

"Ya terserahmu. Kamu mau jadi apapun toh tetap jadi anak papa."

Taeyong senyum lebar. "Papa nggak ada pertimbangan?"

"Hemm... ada sih. Tapi jangan jadiin ini patokanmu yah nak, ikutin kata hati kamu."

Taeyong ngangguk-ngangguk. "Iya."

"Kalo pegawai hotel dengan kondisi kamu kek gini mungkin bisa buat kamu capek, bukan berarti papa bilang jadi WO juga gampang. Oh nggak! WO kamu bakalan ketemu banyak orang dan berinteraksi."

"Terus?"

"Ya menurut papa dua-duanya itu punya resiko masing-masing. Kalo jadi WO sekali kerja pasti sampe-sampe malam. Pegawai hotel juga sama tapi bedanya kalo WO sekali kerja kamu nggak boleh santai-santai. Kalo pegawai hotel ya lebih sangai dibanding WO. Tinggal kamu aja yang tentuin. Cari pekerjaan yang buatmu nyaman."

"Hadehhh!" Taeyong buang nafas panjang. "Bingung juga aku pa."

Papanya ngakak. "Diskusi baik-baik aja dulu. Berdamai dengan diri kamu, pikirin matang-matang, baru buat keputusan. Oke?"

"Iya pa."

"Okey deh! Sudah makan kamu Yong?"

"Sudah pa." Taeyong bohong.

"Yaudah, berarti giliran papa sekarang yang mau makan."

"Bye pa, have a nice dinner."

Selesai telponan dia jalan ke dapur, mau masak juga. Diambil panci terus dicuci, gitu juga alat-alat lainnya yang dia butuhin.

Malam ini cuma mau makan nasi sama sosis aja. Taeyong ambil sosis yang dia beli, dibuka terus abis itu dipotong kecil-kecil.

Kalo dipikir-pikir jadi pegawai hotel sama jadi WO, perbedaannya nggak banyak. Sama-sama berinteraksi dengan orang juga. Capeknya juga sama dan sekarang hotel lagi sepi juga.

"Akh!" Taeyong natap telunjuknya yang nggak sengaja kena piso.

"Dah gue duga!"

"Eh? Ngapain lo di situ?" Taeyong natap bingung ke Jaehyun yang berdiri depan pintu dapur.

Jaehyun jalan samperin Taeyong. "Kan luka, sini!" dia tarik Taeyong terus bersihin darahnya di wastafel. "Lo kalo mau motong sesuatu mata, hati, sama pikiran harus ke apa yang lo potong. Bukan malah ngelamun!"

NCT: Organisasi Bobrok [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang