Chapter 42: Wacana

3.2K 533 657
                                    

Kali ini keuwuan Ilyoung dulu yah:"D



Malam ini mereka dapat berkat dari tetangga. Sup daging ayam satu mangkok gede.

Langsung deh ngumpul di ruang rapat buat perjamuan kasih bersama.

"Nih kentang." Johnny ngasih satu biji ke piringnya Ten.

"Thanks!" Ten senyum lebar.

"Gila sih! Tuhan tau aja kalo nih semua beban kosan lagi boke!" Yuta ngakak.

Lucas ngangguk setuju. "Berkat emang!"

"Btw, besok jadi kan?" Hwasa nanya.

Jessi ngangguk. "Gue udah pinjem mobil. Ntar malam dibawa."

"Mantap emang!" Hwasa angkat jempol.

"Kita berangkat jam berapa?" Taeil nanya.

"Tujuh." Chaerin jawab. "Biar sampe sana masih pagi."

"Oke." Taeil ngangguk ngerti.

Jessi berdiri. "Gue udahan ya! Dah terlambat kerja." Dia keluar dari ruang rapat buru-buru. Ke dapur dulu letakin piring kotor sama minum.

"Ah btw!" Xiaojun tiba-tiba ngomong. "Ada yang mau ku sampain soal Jessi."

"Hah?" Semua langsung kaget.

"Waktu itu yang hari di mana aku sama Hendery ke Mantos, masih inget kan?"

Semuanya ngangguk.

"Kenapa? Jadian lo berdua?" Lisa nanya sambil masukin satu sendok dalam mulut.

"Nggak!" Xiaojun geleng kepala. "Awalnya mau pergi bertiga bareng Jessi. Waktu aku ke kamarnya mau ngajak aku denger dia telponan."

"Widih! Pacarnya?" Solar jadi antusias.

Xiaojun geleng kepala. "Pak komandan."

"Anjim!" Doyoung melotot. "Heh! Beneran jadi simpenannya pak komandan dia?"

"Mulut lo!" Taeyong decak kesel natap Doyoung.

"Wah gila!" Ten geleng-geleng kepala. "Peletnya kuat amat sampe pak komandan dia dapat."

"Nggak! Bukan jadian sama pak komandan. Dia ngomong kek gini 'Pak komandan terhormat, anakmu dan teman-temanmu yang ada di kosan akan segera kelaparan. Beras kosan udah mau abis.' Waktu itu emang persediaan beras kita udah lumayan dikit sih."

"Seriusan lo Jun?" Dara melotot kaget.

Xiaojun ngangguk.

"Kan!" Lucas tepuk tangan. "Apa gue bilang! Si Jessi emang patut dicurigai. Dia emang baik, gue yakin dia nggak ada niat jahat tapi pasti ada sesuatu sama dia."

Winwin ngernyit bingung. "Kalo dia bener anaknya pak komandan apa gitu motivasinya buat masuk ke organisasi?"

"Nah setuju gue ama Winwin." Yangyang ngangguk. "Maksudnya, kenapa dia juga ikut tinggal bareng kita? Kan kalo diliat pasti dia anak orang kaya."

"Mantau?" Kun nanya. "Bisa aja dia jadi orang kepercayaan papanya buat mantau tugas kita kan?"

"Make sense." Johnny setuju sama opininya Kun.

"Tapi kenapa dia sembunyiin?" Jaehyun natap temen-temennya.

"Mungkin dia takut kita jadi segan sama dia?" Taeyong ngasih opininya juga.

"Bisa jadi juga!" Ten ngangguk setuju sama omongan Taeyong.

"Tanya langsung aja." Chaerin sandaran di dinding.

NCT: Organisasi Bobrok [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang