Chapter 43: Rame

3.1K 523 470
                                    

Doyoung nutup laptopnya. Kelasnya dia udah selesai. "Hah! Mandi sekarang!" dia berdiri nggak lupa ambil sampah susu kotak yang dikasih sama Taeil tadi.

Sampe luar malah ketemu Yangyang. "Weits! Hai mahasiswa!" Yangyang senyum lebar.

"Lo juga pret! Kelas lo udah selesai?"

Yangyang geleng kepala. "Masih ada satu lagi."

Doyoung nahan ngakak. "Pffttt! Kasian deh lo!"

"Biasa aja anjir! Gue tendang juga lo!"

Doyoung meletin lidahnya. "Wle! Wle! Mampus! Ngiaaaa!" dia lari waktu Yangyang udah ancang-ancang buka sandal.

"Dugong bego! Gue sumpahin kepeleset lo di kamar mandi!" Yangyang decak kesel terus dia jalan keluar ngambil makanan yang dia pesan.

"Kerasakti?"

Yangyang senyum lebar. "Iya om! 30 ribu kan?"

Si bapak ngangguk.

"Makasih ya om!" selesai ambil makanannya dia jalan masuk lagi dalam kosan.

"Widihhh! Makanan tuh!" malah ketemu sama Ten yang kayaknya baru abis mandi.

"Bukan sih, ini semen ama sekop tadi gue beli. Kenapa?"

"Hiyaaa! Ngelawak aja lo!" Ten ngakak. "Kelas udah selesai?"

Yangyang geleng kepala. "Masih ada satu."

"Owh." Ten ngangguk. "Yaudah, gue mau ke holland depan. Mau nitip?"

Yangyang geleng kepala. "Kan gue udah beli ini sepuluh sebelas dua belas! Yakali gue nitip."

"Ye... siapa tau kan!" Ten benerin maskernya. "Yodah, bye!" terus dia jalan keluar.

Sampe luar hpnya malah getar, kirain Johnny yang nelpon ternyata neneknya. "Halooo?"

"Halo!"

"Kenapa nek?" Ten nanya.

"Ya pengen ngobrol sama kamu yakali nyuruh kamu tanem bunga."

"Dih! Tumben-tumben telpon nih."

"Emang nggak boleh?"

"Boleh-boleh aja sih." Ten natap kiri kanan buat motong jalan.

"Lagi di mana?"

"Tengah jalan ini mau ke holland beli roti. Kenapa emang?"

"Makan tuh nasi! Bukan roti doang!"

"Iya! Udah tadi makan nasi." Ten bohong biar neneknya nggak tambah khawatir. "Nenek sama kakak udah makan? Si dedek gimana kabarnya?"

"Baik, kita semua di sini tuh baik."

"Syukur kalo gitu." Dia masuk dalam Holland. Senyuman dulu sama penjaganya terus lanjut jalan nyari roti.

"Kamu di sana baik-baik aja kan?"

"Baik nek, sehat-sehat!"

"Syukur deh... "

Ten senyum lebar dia lanjut lagi nyari roti. "Nek... "

"Ya? Kenapa?"

"Ten udah punya pacar."

"Halu!"

Ten ngakak. "Dih! Beneran."

"Emang ada yang mau sama kamu gitu? Orangnya jahil terus manja." Neneknya godain dia.

"Ngerehemin si nenek!"

"Emang siapa?"

"Tau nggak bibit bunga yang aku kirim itu dikasih sama dia."

NCT: Organisasi Bobrok [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang