NCT: Organisasi Bobrok [END]

Chapter 86: Protes

Xiaojun ngernyit bingung, dia lagi kerja sekarang trus tiba-tiba ada nomor nggak dikenal nelpon dia.

"Ya halo? Ini Xijun yah?"

"Ehm, Xiaojun bu."

"Ah iya Xiaojun maksudnya. Gini nak, maaf yah nak ini ibunya Hendery. Pacar lu yang jelek itu... "

Xiaojun melotot kaget. Sejak kapan Hendery ngasih tau kalo mereka berdua pacaran ke orang tuanya? "Eh... iya tante."

"Udah nggak usah panggil tante-tante lagi. Xiaojun lagi di mana sekarang?"

"Kerja tante."

"Oh kerja... tante ganggu yah?"

"Nggak papa tan lagi sepi pengunjung juga. Kenapa tan?"

"Nah ini! Si curut ah maksudnya si Hendery dia lagi ada di puskesmas deket tempat kerjanya sekolah itu."

"Hah?" Kedua kalinya Xiaojun dibuat kaget.

"Iyaaa, tadi dia telpon tante tapi karena tante masih kerja dan ini cuma kabur bilang mau ke toilet jadi tante nggak bisa bicara lama sama si curut itu. Boleh lo pergi liat dia? Mastiin aja kalo dia masih nafas."

"A-ah... iya tante. Xiaojun ke sana sekarang."

"Nggak papa nak? Atau gimana tante ngomong aja sama bos lu biar nanti lu nggak di PHK."

"Nggak papa tante. Nanti biar Xiaojun aja yang ngomong."

"Okey deh kalo gitu. Ntar sampe sana lu denger ceritanya dia kalo dia yang salah udah mampusin aja tuh anak yah, kasih pelajaran."

Xiaojun mau ketawa tapi dia lagi panik sekarang. "Iya tan. Yaudah Xiaojun mau izin dulu kalo gitu."

"Oke deh! Hati-hati nak, liat jalan jangan ada tai kucing atau anjing terus keinjek."

"I-iya tante."

"Okey deh! Tante matiin yah. Makasih Xiaojun."

"Iya... "

Waktu sambungan telepon udah mati Xiaojun langsung samperin bosnya buat minta izin. Dan syukur aja dengan bantuan Yangyang dia diijinin tanpa ada konsekuensi apapun.

Pake angkot harus dua kali berhenti, mending dia pake gojek aja. Sekali jalan bisa nyelip juga.

Sampe di puskesmas Xiaojun langsung masuk. Nanya dulu ke suster yang jaga biar dia tau ruangannya Hendery di mana.

"Itu kak, bangsal paling ujung."

Xiaojun ngangguk. "Makasih sus."

Di dalam ruangan kira-kira ada dua belas bangsal yang dipisah sama kain horden biar pasien nggak saling liat-liatan.

Sampe di bangsal paling ujung dia liat Hendery malah lagi ngunyah. "Eh?" Hendery kaget.

Xiaojun natap datar. "Gimana konsepnya nih? Sakit apa pura-pura sakit?" Dia duduk di kursi samping bangsal.

Hendery bersihin mulutnya, trus buang bungkus beng-beng ke tempat sampah yang ada di samping bangsal. "Kok tau gue di sini?"

"Ditelpon sama mama kamu."

"Owh... acieee bicara sama camer." Hendery naik turunin alis godain. "Aishh... " tapi abis itu dia nahan perih karen di ujung bibirnya ada luka.

"Itu bibir bisa luka kenapa? Trus itu pipi bisa memar juga karena apa? Berantem sama siapa kamu? Udau gede masih aja berantem, guru lagi!"

Hendery senyum kecil. "Si aki-aki udah sakit Jun selama dua bulan ini."

"Hm terus?"

"Dan ternyata selama lima bulan ini dia belum bayar gaji guru-guru yang lain. Rekor baru sih lima bulan. Tapi gue mah nggak terlalu peduli amat. Kan udah biasa terlambat digaji."