Part 35: Gempa

3.4K 529 529
                                    

Jelang tengah hari tua ada yang ngabisin waktu di kamar, ada juga yang di lobby.

Lagi asik-asik duduk malah kejadian sesuatu.

"Gempa nggak sih?" Taeil nanya, kali aja dia salah kira.

"Kayaknya." Yangyang jawab.

"GEMPA ANJIR! KELUARRR!" sampe akhirnya teriakannya Chaerin yang nyadarin mereka.

Dua puluh anak itu lari keluar dari kosan. Walau harus jalan agak miring-miring karena gempa yang lumayan kuat.

Sampe di halaman mereka juga liat tetangga lain pada keluar rumah. Heboh satu lorong.

"Gempa dek?"

"Nggak om! Tanah lagi dugem." Hendery balas sambil senyum lebar. "Goyang om!"

"Weh weh weh weh!" Jessi nunjuk gedung tua yang berdiri di belakang rumah pak ustad.

Gedung itu mulai goyang-goyang.

Hwasa melotot. "Demi alek! Bakalan ja-- ANJIR JATUHHH!"

Lainnya langsung refleks jongkok waktu gedung tua itu jatuh.

"AAAAAA!" kedengaran teriakan warga.

Pak ustad sama keluarga langsung teriak waktu rumahnya runtuh. Untuk aja mereka nggak di dalam rumah.

"Daratan lautan dan segala isinya." Yuta nelen ludah. "Butiran debu... " dia nyanyi.

"Jatuh jiwa." Hendery cengo.

Waktu gempa udah berhenti mereka langsung jalan bantuin pak ustad. Dibantuin dulu istrinya pak ustad yang udah duduk di jalanan.

"MINUM WOY MINUM!" Hwasa teriak dia sama Jessi bantuin si ibu buat duduk.

"Nih dudukin di sini." Solar ngasih satu kursi yang biasanya dipake buat tongkrongan om-om.

Taeyong lari bawa aqua, diambil dari dalam kosan. "Nih!"

"Minum dulu bu."

Pak ustad beda lagi, dibantuin sama Johnny, Kun, Taeil, Jaehyun, Yuta, sama Lucas.

Dari yang udah duduk juga di aspal diangkat. Iya kalo angkatnya bagus, ini Johnny angkat bagian tangan, Kun kaki kiri, Lucas kaki kanan, Yuta badan. Miring-miring deh itu pak ustad.

Hendery sama Taeil malah ambil meja terus diletakin pak ustad di atas meja.

"Minum dulu pak." Taeil ngasih es teh yang dia dapat tadi di atas meja, nggak tau punya siapa.

Pak lurah sama warga udah ngumpul. Lorong itu langsung jadi rame tiba-tiba. Semua orang yang nggatk tau asalnya darimana mulai datang.

Taeyong nelen ludah, keadaan rame dia mundur dari kerumunan. Coba mantau dari jauh aja.

"ANAK SAYA SATU! ADA DI DALAM!" pak ustad tiba-tiba teriak, dia mau lari masuk tapi langsung ditahan sama Johnny.

"Bentar pak." Johnny nahan kerah bajunya pak ustad. "Ntar kita aja yang masuk."

Ten ambil hp dipasang flashlight. "Gue bisa masuk."

"Tunggu heh!" Jungwoo langsung nahan. "Ini gedungnya kita nggak tau seberapa lapuk lo salah pegang ntar langsung almarhum."

Yangyang nahan ngakak. "Almarhum banget."

"DIA MASIH DI DAL-- "

"Papa... "

"Lahhh... " semuanya auto cengo waktu liat anak laki-laki umur sepuluh tahun. Baju udah kotor, ingus udah jatuh-jatuh, ditambah sendal yang harusnya di kaki malah dipakein di tangan.

NCT: Organisasi Bobrok [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang