Chapter VI

9.9K 493 3
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
◇◇◇

Sekarang Saniya sedang ada dikamarnya. Seperti biasa rumah masih sepi dijam segini. Ia masih memikirkan Briyan, kenapa cowok itu ada disini?

Tentu saja Saniya mengenal Briyan. Ayahnya Sigit bekerja diperusahaan papanya Briyan yang ada di Bali. Maka dari itu Saniya kenal dengan Briyan karna pernah bertemu beberapa kali.

Rumah besar yang ada disamping kanan rumahnya juga rumah Briyan. Menghela nafas kasar, kenapa ia memikirkan cowok itu.

Turun kedapur ia akan membuat mie, karna belum makan dari pulang sekolah tadi.

Tampa Saniya sadari ada yang menyintainya dari balkon samping rumahnya.

"Aku kesana sayang! "Ucap orang itu saat melihat Saniya keluar dari kamarnya.

Selesai membuat mie Saniya duduk didepan tv, sudah lama ia tak menonton tv karna kesibukannya. Lagi asik makan, bel rumahnya berbunyi .

Saniya bangun dari duduknya dan menaruh meinya diatas meja.

"Sebentar! "

Membuka pintu ,betapa kagetnya Saniya saat melihat siapa yang memencet bel rumahnya tadi.

"Lo ngapain kesini? "Tanya Saniya pada orang itu.

"Gak disuruh masuk dulu nih?"bukannya menjawab orang itu malah balik bertanya .

Mengalihkan pandangannya kesekitar rumah, ramai orang berlalu lalang didepan rumahnya.

Menghela napas pelan."Ayo masuk."ajak Saniya untuk masuk kedalam rumahnya.

◇◇◇

"Duduk sini aja ya, lo mau minum apa? "Saniya menyuruh orang itu untuk duduk disofa depan tv.

Orang itu tersenyum miring saat melihat rumah Saniya sepi. "Apa aja yang penting kamu yang
buat." ucap orang itu mengangkat kakinya keatas meja.

Saniya semakun jengah dengan kelakuan orang itu, tak sopan sama sekali ,batin Saniya.

Saniya pergi kedapur untuk membuat minum.

"Nih didapur adanya itu dong! " Saniya memberikan orang itu segelas air putih.

Cowok itu menggeleng kepala pelan dia menaruh piring yang ada ditangannya dan mengambil air yang diwa tadi oleh Saniya.

Saniya melotot melihat piring yang sudah kosong itu. "Briyan,lo kenapa makan mie gue! "Ujar Saniya marah sekaligus malu.

Briyan, orang itu adalah Briyan yang dengan santainya memakam mie sisa Saniya. Gita tolongin Iya!

Melihat pipi merah Saniya membuat Briyan tersenyum lebar. Saniya yang melihat itu terpesona ,ganteng banget anjir.

Briyan melambai-lambaikan tangannya didepan muka Saniya yang sedari tadi melamun tak berkedip melihatnya.

"Terpesona? "Ujar Briyan kepada Saniya.

"Apan sihh! "Seru Saniya memalingkan muka, dirinya malu karna tertangkap basah memandang salah satu ciptaan tuhan ini.

S A N I Y A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang